Jayapura, Papua - Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan BNPP RI, Mayjen TNI (Purn) Ramses Limbong, meninjau progres rencana pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Zona Penunjang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw pada, Jumat (5/12/2025).

Kehadiran Deputi Ramses didampingi oleh Asisten Deputi Infrastruktur Pemerintahan BNPP RI, Dr. Bakri Siddiq, serta Kepala PLBN Skouw Ni Luh Puspa Jayaningsih dan jajaran pengelola PLBN.

Kegiatan pemantauan tersebut juga melibatkan Kepala BPPD Papua, Kepala BPPD Kota Jayapura, dan Kepala Distrik Muara Tami, selaku unsur pemerintah daerah di wilayah perbatasan.

Dalam arahannya, Deputi Ramses menekankan pentingnya konsolidasi lintas sektor untuk menyukseskan program strategis nasional, terutama pembangunan SPPG sebagai bagian dari dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, seluruh proses pembangunan harus sejalan dengan Rencana Induk BNPP.

"Sinkronisasi lintas sektor sangat penting agar setiap rencana pembangunan berjalan efektif. Pembangunan SPPG di Skouw harus mendukung penuh pelaksanaan MBG dan memastikan program ini tepat sasaran," ujar Deputi Ramses.

Ia juga menyoroti pentingnya penunjukan pengelola SPPG secara terstruktur bersama pemerintah daerah, serta perlunya perencanaan pemeliharaan infrastruktur dalam skema lima tahunan. 

Sementara itu, Asisten Deputi Infrastruktur Pemerintahan BNPP RI, Dr. Bakri Siddiq, menegaskan bahwa konsolidasi dan validasi data penerima manfaat MBG menjadi kunci utama keberhasilan program. Ia menyampaikan bahwa PLBN telah mendapatkan penugasan tambahan untuk turut memantau pelaksanaan MBG di wilayah perbatasan.

"Data penerima manfaat harus akurat. Ini penting untuk memastikan program MBG dirasakan langsung oleh warga yang berhak," ungkapnya.

Dari sisi pemerintah daerah, Kepala BPPD Papua, Suzana Wanggai, mengapresiasi kunjungan Deputi dan menyampaikan bahwa koordinasi dengan PLBN terus berjalan positif. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi mendorong pembukaan kembali hari pasar bersama pemerintah Papua Nugini (PNG) untuk menggerakkan ekonomi lokal.

Suzana juga menambahkan bahwa evaluasi lokasi SPPG tengah dilakukan agar dapat menjangkau masyarakat di Skouw dan Mosso. Ia menilai penting adanya dukungan keberlanjutan dapur MBG karena beberapa SPPG di Jayapura mengalami kendala operasional.

Kepala PLBN Skouw, Ni Luh Puspa Jayaningsih, juga menegaskan komitmen PLBN dalam memperkuat koordinasi antarinstansi.

"Koordinasi yang kuat antar stakeholder menjadi kunci agar pembangunan kawasan perbatasan berjalan efektif. PLBN Skouw siap mendukung penuh percepatan program strategis, termasuk MBG dan pembangunan SPPG," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Kasubbid Pengembangan Kawasan Perbatasan, Muammar Asrawi, melaporkan perkembangan teknis pembangunan SPPG. Ia menjelaskan bahwa pembangunan sebelumnya sempat terhenti karena kendala pihak pengembang.

Ia juga menguraikan sejumlah tantangan di lapangan, seperti keterbatasan sumber air serta perlunya penyesuaian jarak antara lokasi SPPG dengan penerima manfaat MBG. Ia berharap tantangan tersebut dapat diatasi setelah pembangunan SPPG di kawasan penunjang PLBN Skouw selesai.

Seluruh unsur CIQS termasuk Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Kesehatan, Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan, serta instansi teknis lainnya menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan pembangunan SPPG sebagai bagian dari peningkatan layanan negara di pintu gerbang perbatasan.

Selain itu, Satker PPS Papua juga menekankan perlunya pembaruan data sekolah, posyandu, dan kelompok masyarakat di wilayah 3T sebagai penerima manfaat MBG, termasuk dukungan dari Kepala Distrik dalam verifikasi data di lapangan.

Kunjungan kerja BNPP RI di PLBN Skouw ini menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan pelayanan dasar di wilayah perbatasan, sekaligus memastikan bahwa program nasional seperti MBG dapat berjalan optimal dan berkelanjutan. 

Dengan kolaborasi lintas sektor yang semakin solid, pembangunan SPPG diharapkan menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat perbatasan dan mendorong pertumbuhan kawasan Skouw sebagai etalase Indonesia di tapal batas negara.

Penulis: Brian Arthur L

Editor: Bagas R