Berita - Proses pembangunan PLBN Napan

Proses pembangunan PLBN Napan

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama BNPP-KADIN

Berita - Penandatanganan Perjanjian Kerjasama BNPP-KADIN

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama BNPP-KADIN

Kunjungan Kerja Kalbar terkait Inpres No.1 Tahun 2021

Berita - Kunjungan Kerja Kalbar terkait Inpres No.1 Tahun 2021

Kunjungan Kerja Kalbar terkait Inpres No.1 Tahun 2021

Berita - Peresmian operasional room

Peresmian operasional room

Berita - Rakordal

Rakordal

Kemenkeu

Kemenkumham

Pertanian

BNPT

Bakamla

Dephub

Kemenperin

Kemendesa

Bappenas

Kominfo

Kemendagri

Kemen PU

Kemlu

Kemendag

BUMN

Kemdikbud

Kemenkes

Instagram

Tiktok

Twitter

Facebook

home

Beranda Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia

Beranda - Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)

SAMBAS, KALBAR - Suku Dayak di Kalimantan telah lama terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisi adat mereka. Salah satu tradisi yang mencolok adalah adat memasuki rumah baru atau “Matuha Rumah” dari Sub Suku Dayak Badamea di Desa Kaliau, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Kepala Adat Desa Kaliau, Yosef Utuh, menjelaskan bahwa Matuha Rumah adalah proses adat yang mengesahkan dan menandai berlakunya hukum adat dalam sebuah rumah.&nbsp; Hal ini memungkinkan penggunaan hukum adat ketika terjadi permasalahan dalam rumah tangga atau gangguan dari pihak lain. “Selain menandai berlakunya hukum adat, Matuha Rumah juga berfungsi sebagai bentuk tolak bala, permohonan izin kepada jubata (Tuhan), serta harapan akan rezeki dan keamanan rumah,” jelasnya. Yosef menjelaskan bahwa prosesi ritual Matuha Rumah dimulai dengan persiapan tapayatn dan mangkok, beras banyu, tiga ekor ayam, tumpi, poek, bontokng, kase angir, dan pingatn.&nbsp; Setelah persiapan barang selesai, dilakukan nyangahant atau pembacaan mantra, diikuti dengan proses mengibaskan udara dengan daun yang telah disiapkan ke sudut-sudut rumah. Proses adat ini diakhiri dengan penempatan tapayatn dan mangkok di depan rumah sebagai simbol bahwa rumah tersebut telah menjalani proses adat dan bentuk kepercayaan bahwa rumah tersebut akan dilindungi dari segala hal jahat. Yosef juga menegaskan bahwa proses adat ini bisa disaksikan oleh siapa pun, termasuk mereka yang bukan berasal dari daerah Sajingan Besar atau suku Dayak. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pos Lintas Batas (PLBN) Aruk, Wendelinus Fanu, menyatakan bahwa kearifan lokal seperti adat Matuha Rumah ini harus terus dilestarikan dan bahkan bisa menjadi salah satu daya tarik wisata. “Tugas BNPP dalam hal ini PLBN Aruk, antara lain memajukan dan mengembangkan ekonomi daerah perbatasan. Potensi pengembangan wisata merupakan opsi strategis,” ujarnya. Wendel juga menambahkan bahwa sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian dan promosi budaya dan tradisi adat Dayak di Sajingan Besar, PLBN Aruk membuat konten khusus untuk dibagikan melalui berbagai platform media daring seperti Berita Daring, Instagram, TikTok, dan Facebook. Ia berharap dengan publikasi tersebut dapat meningkatkan atensi masyarakat luas untuk mengenal adat dayak di Sajingan Besar. Penulis : Benny B HendriEditor : Binsar Marulitua

Matuha Rumah: Menguak Makna Ritual Adat Suku Dayak Badamea Menempati Rumah Baru

TIMOR TENGAH UTARA, NTT - Pada Sabtu 20 September 2024, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyambut kedatangan rombongan 18 pemotor yang merupakan bagian dari peserta Timor Cross Border. Timor Cross Border dimulai tanggal 19 hingga 21 April 2024. Kegiatan ini diadakan dalam Rangka 24th Anniversary of Policia National Timor Leste. Uniknya para bikers adalah 10 orang Warga Negara Indonesia (WNI), 10 orang warga Timor Leste dan 2 orang warga Spanyol.&nbsp; Mereka menunggangi kuda besi tersebut secara bergantian. Para bikers juga didukung oleh 2 unit kendaraan roda empat sebagai tim pendukung.&nbsp; Touring dengan motor adalah pengalaman yang mendebarkan dan memuaskan bagi penggemar petualangan. Selain memupuk rasa persaudaraan, touring ini sekaligus mempromosikan sejumlah destinasi di perbatasan Indonesia- Timor Leste, termasuk PLBN Motaain dan PLBN Wini.&nbsp; "18 pemotor tiba di PLBN Wini dan melintas pada tgl 20 April 2024 pukul 15.28 WITA." Seperti dikutip dari laporan resmi PLBN Wini.&nbsp; Para penunggang kuda besi ini melintasi ratusan kilometer dengan rute Dili, Timor Leste melintasi PLBN Motaain di Belu, NTT, Indonesia, makan siang dan istirahat sebentar di Atambua, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Belu.&nbsp; Selanjutnya pemotor meneruskan perjalanan dan transit di PLBN Wini Timor Tengah Utara, Indonesia menuju ke eksklave Oecusse milik Timor Leste.&nbsp; Pada 21 April, para pemotor akan kembali ke Dili, Timor Leste kembali menggunakan rute awal kedatangan.&nbsp;Untuk menambah keamanan, Mobil Patwal juga turut mengawal pemotor selama melintasi kawasan di dalam wilayah Indonesia.&nbsp; Untuk diketahui, Oecusse merupakan sebuah wilayah kantung atau eksklave dari Timor Leste, yang berada di dalam Provinsi NTT dan diapit oleh 3 kabupaten, yakni Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Kupang. Penulis : Triwik RatnadhiEditor : Binsar Marulitua

Tiba di PLBN Wini, 18 Bikers Tempuh Ratusan Kilometer untuk Perkuat Persahabatan RI - Timor Leste

NATUNA, KEPRI - Wilayah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan di Kepulauan Riau selain dikenal dengan daerah yang memiliki kekayaan alam laut yang melimpah, juga memiliki komoditas pertanian unggulan sebagai daerah penghasil tanaman berupa cengkeh yang berkualitas tinggi. Hal ini ditandai dengan mulai masuknya musim panen raya cengkeh di Pulau Serasan pada masa panen dari awal bulan Februari hingga akhir bulan Mei di setiap tahunnya.&nbsp; Hasbudin, salah seorang petani cengkeh di Pulau Serasan mengaku bahwa masyarakat di daerah Kabupaten Natuna maupun Pulau Serasan di Kepulauan Riau, juga mengandalkan hasil tani berupa tanaman cengkeh sebagai sumber pendapatan utama. Dikarenakan memiliki nilai daya beli tinggi di pasaran dan sering dijadikan sebagai bahan baku industri rokok, rempah-rempah, dan obat-obatan tradisional.&nbsp; "Masyarakat sangat merasa bersyukur tahun ini kebun cengkeh berbuah sangat banyak dan harga jual pun tergolong tinggi, sehingga masyarakat bisa menikmati hasil panen cengkeh dengan sangat memadai," ucap Hasbudin, pada Kamis (18/04/2024). Namun adapula tantangan yang dapat dihadapi oleh masyarakat penghasil cengkeh, yaitu fluktuasi harga jual cengkeh yang saat ini masih tergolong tidak stabil dengan harga kebutuhan pokok. Sebagai pemilik kebun cengkeh di Pulau Serasan yang memiliki luas lahan sekitar 500 meter persegi, Said Riduan mengatakan harga cengkeh saat ini memang tergolong tinggi. Namun masyarakat merasa bahwa harga tersebut masih belum stabil jika dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat. "Untuk saat ini hasil panen yang dihasilkan oleh kebun milik pribadi menghasilkan sekitar 3 ton cengkeh dengan jumlah harga jual dari cengkeh basah senilai Rp 31 ribu per kilonya, sedangkan harga cengkeh kering dibandrol dengan harga Rp 107 ribu per kilo. Dan kemudian nantinya hasil dari panen cengkeh ini akan dijual kepada pada pengusaha lokal maupun luar pulau," tuturnya. Sementara itu Kepala Bidang PLBN Serasan Liston Simatupang juga menuturkan bahwa tanaman cengkeh menjadi komoditas pertanian unggulan di Pulau Serasan, ia berharap dengan melimpahnya hasil panen cengkeh di tahun ini dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat penghasil cengkeh serta dapat memperkuat ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan di Kabupaten Natuna dan Pulau Serasan.&nbsp; "Untuk saat ini perkebunan cengkeh yang ada di Pulau Serasan telah mencapai total sekitar 25 ribu hektar luas kebun yang diperkirakan jumlah panen cengkeh pada tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya, dengan jumlah total keseluruhan hingga mencapai 400 ton cengkeh," ucap Liston. Sebagai informasi, para petani cengkeh di Pulau Serasan sendiri melakukan proses panen cengkeh masih dengan cara tradisional, mulai dari proses pemetikan dan pemisahan dari tangkai dengan memanjat secara langsung pada pohon cengkeh hingga proses pengeringan cengkeh. Penulis : Bagas Ramadhandy(Humas BNPP)

Menengok Komoditi Pertanian Cengkeh di Wilayah PLBN Serasan Kepulauan Riau

JAKARTA - Kepala PLBN Wini Don Gaspar, menjelasakan, rombongan kepala staf Angkatan Darat Pertahanan Nasional Timor-Leste (F-FDTL) dipermudah perlintasannya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini.&nbsp; Kepala Staf Angkatan Darat Timor-Leste, Jenderal Calisto Santos Coli, memimpin rombongan yang terdiri dari 7 orang menggunakan 2 unit mobil dinas, VICE CEMGFA dengan plat merah, dan F-FDTL 64 dengan plat hijau. "Kemarin di PLBN Wini ada yang berbeda. Banyak kendaraan membawa perlengkapan kegiatan, tapi bukan untuk ekspor," ungkap Don Gaspar. Don Gaspar menemukan bahwa barang-barang tersebut berasal dari Dili dan akan dikirim ke Oecuse untuk Expo yang akan diadakan. "Barang-barang tersebut dari Dili, akan diadakan Expo di Oecuse untuk memperingati HUT Negara Demokrat Timor Leste yang ke-22, pada tanggal 20 Mei mendatang. Panitia dari Dili sudah datang untuk mempersiapkannya," jelas Don Gaspar. Kepala Staf Angkatan Darat Timor-Leste, Jenderal Calisto Santos Coli menyatakan bahwa Expo ini akan dihadiri oleh pejabat Timor Leste dan undangan dari Indonesia. "Semua pejabat Timor Leste dan undangan dari Indonesia akan hadir," katanya. Panitia penyelenggara Expo di Oecuse telah melakukan persiapan matang untuk memastikan suksesnya acara tersebut. Mereka telah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah setempat dan otoritas Bea dan Cukai, untuk menjamin kelancaran logistik dan administrasi. "Kami sangat bersemangat dan telah melakukan persiapan yang matang. Semua tim bekerja keras untuk memastikan acara ini sukses," ujarnya. Pihaknya juga telah menyiapkan berbagai kegiatan menarik dalam Expo tersebut, seperti pameran produk lokal dan pertunjukan seni budaya. Diharapkan Expo ini dapat mempromosikan potensi ekonomi dan kekayaan budaya Oecuse serta Timor Leste secara keseluruhan. Masyarakat Timor Leste dan Indonesia menyambut dengan antusias peringatan HUT Negara Demokrat Timor Leste yang ke-22. Ini menjadi kesempatan bagi kedua negara untuk merayakan pencapaian sejak kemerdekaan dan memperkuat hubungan bilateral. Dengan Expo di Oecuse sebagai bagian dari peringatan tersebut, diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Timor Leste dan Indonesia serta meningkatkan kerjasama di berbagai bidang. PLBN Wini menjadi pusat persiapan Expo untuk memperingati HUT Negara Demokrat Timor Leste yang ke-22. Dengan partisipasi pejabat Timor Leste dan undangan dari Indonesia, acara ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan antarnegara. Semua persiapan telah dilakukan dengan matang untuk menjamin kesuksesan Expo dan menyambut peringatan HUT dengan antusiasme.*** (Humas BNPP)Penulis dan Editor: Muslikhin

PLBN Wini Jadi Tempat Perlintasan Persiapan Expo Peringatan HUT Negara Demokrat Timor Leste ke-22

PLBN Skouw yang terletak di Distrik Muara Tami, Jayapura, Provinsi Papua adalah salah satu dari tujuh PLBN terpadu yang dibangun oleh Kementerian PUPR dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 09 Mei 2017. PLBN Skouw merupakan satu dari dua pos batas Negara yang terletak di Provinsi Papua. Pos batas Negara lainnya adalah Sota yang terletak di Merauke dan direncanakan akan dibangun pada akhir tahun 2019.

PLBN Skouw

PLBN Terpadu Sota merupakan PLBN ke delapan yang dibangun di perbatasan - perbatasan Indonesia dan PLBN kedua di Papua setelah Skouw, selanjutnya menyusul PLBN Yetetkun di Kabupaten Boven Digoel. PLBN Sota dibangun dengan konsep yang terintegrasi antara bangunan komersial dengan fasilitas umum dan sosial seperti pasar dengan hunian.

PLBN Sota

PLBN Wini terletak di pesisir pantai utara tepatnya di Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara yang terhubung dengan Sakato, Oecusse RDTL. Untuk mencapai pos Wini, dapat ditempuh lewat Kefamenanu atau dari kota Atambua melalui pantai utara, dengan jarak yang berbeda pula yakni apabila melalui Kefamenanu maka jarak mencapai 200 Km, namun apabila dari Atambua langsung melewati pantai utara ke Wini, maka jarak tempuh mencapai 70 Km.

PLBN Wini

PLBN Motamasin terletak di Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kehadiran PLBN Motamasin memiliki nilai strategis untuk meningkatkan ekonomi dan pembangunan di kawasan perbatasan negara juga sebagai beranda terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara RDTL.&nbsp;

PLBN Motamasin

Secara geografis Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain berada di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas PLBN Motaain 8,5 Hektare

PLBN Motaain

PLBN Badau diresmikan Presiden RI Tanggal 16 Maret 2017

PLBN Badau

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo didampingi Menteri Dalam Negeri selaku Kepala BNPP, Menteri PUPR dan Gubernur Kalimantan Barat pada peresmian PLBN Entikong Tanggal 21 Desember 2016

PLBN Entikong

Pos Lintas Batas Negara Aruk, gerbang negara yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia di Desa Sebunga, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, berdekatan langsung dengan Kota Singkawang. Megahnya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Aruk dirancang dengan kombinasi etnik-modern.