SAMBAS - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk di Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar), merupakan salah satu dari 13 PLBN di Indonesia yang melaksanakan fungsinya sebagai gerbang perlintasan antarnegara. 

Karena fungsinya itu, acap kali PLBN tidak hanya dikunjungi para pelintas, namun juga berbagai lembaga yang memiliki urusan atau kepentingan dengan PLBN.

Kali ini, PLBN Aruk yang berada dibawah koordinasi Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)dan dikepalai Mendagri Tito Karnavian mendapatkan kunjungan dari Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Kearsipan (IPSK) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Andi Kasman pada Kamis (9/11/12) kemarin.  

Deputi Andi dan tim disambut hangat oleh Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengembangan Kawasan PLBN Aruk, Yul Ruminda mewakili Kepala PLBN Aruk, Wendelinu Fanu. 

Kunjungan yang dilakukan Deputi ANRI tersebut, dalam rangka sosialisasi penyelenggaraan Sistem lnformasi Kearsipan Nasional (SIKN) dan Jaringan lnformasi Kearsipan Nasional (JIKN) di wilayah perbatasan negara.

Deputi Andi menjelaskan bahwa, ANRI memiliki Jaringan lnformasi Kearsipan Nasional (JIKN) di wilayah perbatasan negara. Dengan adanya galeri arsip di PLBN ARUK ini bisa membuka informasi dan akses mengenai perbatasan negara jadi memiliki edukasi kepada masyakarat.

Di Kalbar ini setidaknya ada 3 PLBN lainya selain Aruk, Yakni PLBN Badau, PLBN Entikong dan PLBN Jagoi Babang. 

"Selain itu, Galeri Arsip bisa meningkatkan integritas kebangsaan. Kemarin kita sudah berada di PLBN Entikong untuk pembentukan galeri dan supply materi,"jelas Deputi Andi saat audiensi. 

Ia berharap, program galeri arsip bisa berlanjut di PLBN lainnya. Hal ini memungkinkan agar semua arsip perbatasan baik Indonesia dan Malaysia bisa diakses oleh publik. 

"Minggu depan akan kami akan resmikan satu galeri arsip di PLBN Skouw, Papua yang berbatasan dengan negara tetangga Papua Nugini," ungkapnya. 

Dirinya juga menjelaskan, untuk menghindari sengketa Indonesia, selain sengketa batas wilayah ANRI juga tengah menghimpun arsip perbatasan yang banyak ditemui di daerah. 

Ke depan, sumber arsip dari kabupaten dan desa akan dijadikan digital termasuk aset nasional budaya, dan makanan khas. "Seperti bubur pedas dan Ikan bidai yang diklaim Malaysia," 

"Nantinya semua unsur arsip bisa di display di PLBN yang dikelola BNPP ini," tutur Deputi Andi Kasman lagi. 

Menanggapi permintaan Deputi ANRI tersebut, Kasubid Yul Ruminda menyampaikan terima kasih atas kedatangan dan pemaparan program-program ANRI untuk PLBN dan kawasan perbatasan.

"Prinsipnya kami mendukung. Selanjutnya akan kami catat dan laporkan kepada pimpinan di BNPP untuk menjadi masukan," ujar Yul.

Yul menjelaskan gagasan ANRI untuk berkolaborasi menyediakan galeri arsip perbatasan negara merupakan suatu kebanggaan. 

" Harapan kami ke depan kami bisa menjadi rujukan bagi Kementerian dan Lembaga untuk pengelolaan perbatasan negara, baik arsip maupun data-data tentang perbatasan," jelas Yul. 

Ia menambahkan dalam membangun galeri arsip di PLBN Aruk sepatutnya juga memperhatikan karakter pelintas antarnegara. Karakter Pelintas di PLBN Aruk, ingin bergerak melewati PLBN secara singkat dan cepat tidak seperti di PLBN lainnya. 

"Karakter pelintas pengen cepat, di PLBN Aruk tidak memiliki ruang tunggu, berbeda dengan fasilitas lainnya seperti bandara atau terminal," jelasnya. 

Ia juga menerangkan, jumlah rata-rata pelintas antarnegara berada pada angka 600 sampai 900 orang per hari, dengan aktivitas layanan mulai dari jam 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. 

Catatan jumlah pengunjung bisa bertambah di hari raya besar keagamaan dan hari libur lainnya.

"Jadi kebanyakan yang melintas ingin berobat dan rekreasi. Ke depan kami akan pertimbangkan penempatan galeri dengan melihat situasi mana tempat yang pantas, baik penempatan di di zona inti atau zona penunjang,"terangnya. 

(Humas BNPP)