|
Berita
PLBN
PLBN Motamasin Budidayakan Tanaman Sirih untuk Dukung Ekonomi Perbatasan
Dibuat Admin BNPP
21 Nov 2024, 19:40 WIB
MALAKA – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, memulai langkah inovatif dalam mendukung perekonomian masyarakat perbatasan melalui program budidaya tanaman sirih.
Dengan memanfaatkan pohon-pohon besar dan rindang di kawasan PLBN, budidaya ini diharapkan menjadi penggerak ekonomi sekaligus pelestarian budaya masyarakat Timor.
Sirih dipilih sebagai tanaman yang dibudidayakan karena memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi di wilayah tersebut. Dalam budaya Timor, sirih bukan sekadar tanaman, tetapi juga simbol persaudaraan, penghormatan, dan penerimaan tamu.
Kebiasaan makan sirih, yang dikenal dengan istilah “mama”, merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Sirih digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, perdamaian, hingga penyambutan tamu, menjadikannya kebutuhan yang selalu dicari.
“Sirih bukan hanya tanaman, tetapi juga identitas budaya masyarakat Timor. Dengan membudidayakan sirih, kami tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat di perbatasan,” kata Kepala PLBN Motamasin, Engelberthus Klau.
Program budidaya ini telah dimulai dengan menanam 52 bibit sirih pada tahap awal, dari target total 100 bibit yang akan memanfaatkan pohon-pohon besar di kawasan PLBN. Pohon-pohon rindang yang ada di zona inti dan zona penunjang kawasan PLBN dipilih sebagai media tanam alami untuk mendukung pertumbuhan sirih.
“Pohon-pohon besar di kawasan PLBN sangat ideal untuk mendukung pertumbuhan sirih. Ini adalah langkah awal kami dalam memanfaatkan potensi lingkungan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” tambah Engelberthus.
Budidaya sirih ini dilakukan secara alami, dengan pendekatan yang ramah lingkungan. Bibit-bibit sirih ditanam pada batang pohon besar yang memberikan naungan dan mendukung kebutuhan cahaya serta kelembapan tanaman. Dengan metode ini, PLBN Motamasin berharap dapat memaksimalkan potensi lahan tanpa harus melakukan pembukaan area baru, sehingga tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Permintaan sirih yang tinggi di wilayah perbatasan menjadi alasan utama PLBN Motamasin menginisiasi program ini. Selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat, sirih juga menjadi kebutuhan utama dalam berbagai ritual adat. Hal ini menciptakan pasar yang menjanjikan bagi hasil budidaya sirih di kawasan PLBN.
Menurut Engelberthus, hasil dari budidaya ini nantinya akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat Timor. Namun, jika produksi melimpah, sirih ini juga berpotensi dijual ke daerah lain atau bahkan diekspor ke negara tetangga, seperti Timor Leste, yang juga memiliki tradisi konsumsi sirih.
Selain mendukung ekonomi, budidaya sirih juga menjadi bagian dari upaya melestarikan budaya masyarakat Timor. Menurut Engelberthus, program ini diharapkan dapat menjaga tradisi adat yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
“Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa tradisi masyarakat Timor tetap hidup di tengah arus modernisasi. Sirih adalah simbol persaudaraan dan adat istiadat yang tidak boleh hilang,” ujarnya.
PLBN Motamasin berharap bahwa program ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat di wilayah perbatasan lainnya untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Menurut Engelberthus, kawasan perbatasan memiliki potensi besar untuk dikembangkan, baik dari sisi ekonomi maupun pelestarian budaya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kawasan perbatasan bukanlah daerah yang terisolasi. Dengan memanfaatkan potensi lokal, perbatasan bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi dan budaya yang dinamis,” katanya.
Melalui program ini, PLBN Motamasin juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Pemanfaatan pohon besar sebagai media tanam sirih menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pelestarian alam.
Ke depan, PLBN Motamasin berencana untuk memperluas program ini dengan melibatkan lebih banyak masyarakat dan mengembangkan produk turunan dari sirih, seperti obat tradisional atau produk olahan lainnya.
Dengan upaya ini, PLBN Motamasin tidak hanya berfungsi sebagai pos lintas batas, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ekonomi dan budaya di perbatasan Indonesia-Timor Leste. “Kami percaya bahwa perbatasan bukanlah batas akhir, melainkan awal dari peluang baru,” tutup Engelberthus optimistis.
Penulis: Andreas Iknatius
Editor: Muslikhin
Share
Kategori Berita
Berita BNPP
PLBN
Berita Nasional
Berita Perbatasan
Pers Rilis
Berita Utama
Berita Terbaru
PLBN Motamasin Budidayakan Tanaman Sirih untuk Dukung Ekonomi Perbatasan
PLBN Aruk Fasilitasi Perlintasan Delegasi Malaysia untuk Hadiri Pertemuan Sosek Malindo
Jalin Harmoni Persahabatan, PLBN Wini Bantu Semarakkan HUT Timor Leste
PLBN Entikong Sambut Kunjungan INL AS dan UNODC untuk Penguatan Kerja Sama Antinarkotika
PLBN Entikong Gelar FKP untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Lintas Batas Negara
Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)
Jl. Kebon Sirih No.31A, RT.1/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
021-31924491
info@bnpp.go.id
© Badan Nasional Pengelola Perbatasan - 2024