Natuna, KEPRI — Suasana haru dan khidmat mewarnai pelepasan rombongan calon jamaah haji asal Pulau Serasan yang diberangkatkan melalui Pelabuhan PLBN Serasan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (17/4/2025). 

Momen penuh makna ini tak hanya menjadi bagian dari perjalanan spiritual para calon tamu Allah asal Pulau Serasan, tetapi juga menegaskan peran aktif PLBN Serasan dalam mendukung kehidupan sosial bersama masyarakat perbatasan.

Sebanyak sembilan orang calon jamaah haji yang diberangkatkan melalui Pelabuhan PLBN Serasan, terdiri dari tiga orang laki-laki dan enam orang perempuan. Empat calon jamaah haji tersebut berasal dari Kecamatan Serasan, dan lima lainnya dari Kecamatan Serasan Timur.

Kepala PLBN Serasan, Wendriady, turut hadir bersama perwakilan dari Kecamatan Serasan dan Serasan Timur, tokoh agama, serta keluarga jamaah dan masyarakat Pulau Serasan yang datang untuk memberikan doa dan semangat kepada para calon jamaah haji.

“PLBN Serasan tidak hanya berperan dalam pelayanan lintas batas, tetapi juga hadir dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kami berharap seluruh jemaah diberi kelancaran, kesehatan, dan kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur,” ujar Wendriady.

Ia menambahkan, kehadiran PLBN dalam prosesi ini merupakan bentuk empati dan dukungan terhadap masyarakat Pulau Serasan, khususnya dalam momentum ibadah yang sangat berarti ini.

“Kami PLBN Serasan turut mendoakan agar seluruh jemaah haji selalu diberikan kekuatan selama menjalankan ibadah di Tanah Suci, serta membawa keberkahan sepulangnya nanti,” imbuhnya.

Rombongan diberangkatkan menggunakan kapal Bahtera Nusantara 01 menuju Penagi, Kabupaten Natuna, sebelum melanjutkan perjalanan ke embarkasi haji. Kegiatan ini menjadi simbol nyata sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga lintas sektor di wilayah perbatasan.

Semangat kebersamaan yang terpancar dari prosesi ini meneguhkan bahwa PLBN Serasan yang dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI bukan hanya sebagai gerbang negara, tetapi juga pelayan bagi masyarakat di garis terluar Indonesia.

Penulis: Yandi Febriadi

Editor: Bagas R