NAPAN – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-14 Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Republik Indonesia, kegiatan Lomba Menggambar tingkat Sekolah Dasar diselenggarakan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan pada Sabtu, 14 September 2024, pukul 09.00 WITA. 

Acara ini berlangsung dengan meriah dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai sekolah di sekitar perbatasan.

Perlombaan ini merupakan salah satu rangkaian acara yang digelar oleh BNPP di seluruh PLBN sebagai bentuk perayaan sekaligus edukasi bagi anak-anak yang tinggal di daerah perbatasan. 

Dalam lomba tersebut, Tim Juri terdiri dari berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan perbatasan. Mereka adalah Danpos Satgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 6/NK Napan, Danpos Brimob RI-RDTL Napan, Koordinator Karantina Kesehatan PLBN Napan, perwakilan Bea Cukai PLBN Napan, dan perwakilan Polsubsektor Napan.

Kepala Bidang Pengelolaan PLBN Napan, Don Gaspar, dalam sambutannya menyatakan bahwa lomba menggambar ini tidak hanya sekadar ajang kompetisi bagi anak-anak sekolah dasar, tetapi juga sebagai sarana melatih kreativitas dan mental anak-anak sejak dini. 

"Kita berharap, dengan kegiatan ini, anak-anak bisa lebih mengenal perbatasan Indonesia yang kaya akan keindahan alam dan keberagaman budaya. Selain itu, lomba ini juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air pada anak-anak yang berada di wilayah perbatasan," ujar Don Gaspar di sela-sela acara.

PLBN Napan, yang terletak di ujung timur Indonesia, memiliki peran penting dalam menghubungkan Indonesia dengan negara tetangga Timor Leste. Don Gaspar menegaskan, acara seperti ini sangat relevan untuk memberikan edukasi dan memperkenalkan betapa pentingnya perbatasan negara kepada generasi muda. 

“Anak-anak perlu memahami bahwa perbatasan bukan hanya sebuah garis yang memisahkan negara, tetapi juga sebuah wilayah yang memiliki potensi besar dalam berbagai aspek, baik ekonomi, sosial, maupun budaya,” lanjutnya.

Dalam perlombaan ini, anak-anak diberikan kebebasan untuk menggambar berbagai tema yang mereka pilih, namun dengan satu syarat utama: karya mereka harus menggambarkan kecintaan terhadap Indonesia. 

Para peserta antusias menampilkan kreativitas mereka dalam setiap goresan, mulai dari pemandangan alam perbatasan, aktivitas di PLBN, hingga gambar yang menggambarkan kebersamaan antara Indonesia dan Timor Leste.

Salah satu peserta, Yoseph Adrian Kolo, siswa dari SDN Sainoni yang berhasil meraih juara pertama, menggambar tentang kehidupan sehari-hari masyarakat di perbatasan dengan latar belakang pegunungan yang indah. Yoseph mengaku senang dapat ikut serta dalam perlombaan ini dan berharap bisa terus mengembangkan bakat menggambarnya. 

“Saya suka menggambar tentang alam, terutama karena saya tinggal di daerah yang punya banyak pemandangan indah. Saya ingin menunjukkan kepada teman-teman saya bahwa tempat tinggal kami sangat indah dan layak dibanggakan,” ujar Yoseph setelah dinyatakan sebagai juara.

Berdasarkan hasil penilaian Tim Juri, Yoseph Adrian Kolo dari SDN Sainoni keluar sebagai pemenang pertama. Ia berhasil mengungguli puluhan peserta lainnya dan membawa pulang hadiah berupa uang tunai Rp 500.000, piagam penghargaan, serta bingkisan berisi box makanan, botol air minum, dan buku tulis. Sementara itu, juara kedua diraih oleh Mikhael Rian Taus dari SDK Tes, yang membawa pulang hadiah uang tunai Rp 400.000, piagam penghargaan, dan bingkisan serupa.

Agnes Inggrida Abi, juga dari SDN Sainoni, keluar sebagai juara ketiga dengan hadiah uang tunai Rp 300.000, piagam penghargaan, dan bingkisan. Selain ketiga juara utama, terdapat pula tiga peserta lain yang meraih juara harapan. 

Theresia Imaculata Abi (SDN Sainoni) mendapatkan juara harapan pertama, Yohanes Amans Nule (SDK Tes) mendapatkan juara harapan kedua, dan Adrianus Fendi Siki (SDK Tes) meraih juara harapan ketiga. Para juara harapan menerima hadiah berupa uang tunai antara Rp 150.000 hingga Rp 250.000, serta bingkisan serupa.

Don Gaspar, dalam penutup acara, mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh peserta dan pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya kegiatan semacam ini dalam membangun kepercayaan diri dan rasa bangga terhadap tanah air. 

"Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, terutama kepada anak-anak yang telah berusaha keras menampilkan karya terbaik mereka. Kami harap kegiatan ini bisa menjadi awal dari banyak lomba kreatif lainnya yang dapat menginspirasi generasi muda di perbatasan," ujar Don Gaspar.

juga menambahkan bahwa setiap peserta yang tidak meraih juara tetap mendapatkan bingkisan sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka. "Semua peserta adalah pemenang. Tidak ada yang kalah dalam kegiatan ini, karena yang terpenting adalah semangat untuk berkreasi dan belajar. Kami ingin semua anak merasa dihargai atas usaha mereka," katanya.

Selain untuk memeriahkan HUT BNPP ke-14, lomba menggambar ini juga menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya wilayah perbatasan di kalangan generasi muda. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan, yang merupakan salah satu pintu gerbang utama antara Indonesia dan Timor Leste, memegang peranan strategis dalam menjaga kedaulatan negara sekaligus meningkatkan kerjasama bilateral dengan negara tetangga.

“Kita berharap melalui lomba ini, anak-anak di perbatasan semakin memahami betapa pentingnya wilayah tempat mereka tinggal. Mereka adalah masa depan bangsa, dan sudah seharusnya mereka tumbuh dengan kesadaran akan peran besar perbatasan bagi kedaulatan dan kemajuan Indonesia,” kata Don Gaspar. 

Ia menambahkan bahwa lomba ini juga memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap wilayah tempat tinggal mereka, yang sering kali dianggap terpencil.

Antusiasme masyarakat terhadap lomba ini pun sangat tinggi. Orang tua peserta terlihat mendampingi anak-anak mereka sejak awal hingga akhir perlombaan. Beberapa dari mereka bahkan turut membantu menyiapkan alat gambar dan memberikan semangat kepada anak-anak.

Acara ini tidak hanya membawa kebahagiaan bagi anak-anak, tetapi juga memberikan pesan penting bahwa wilayah perbatasan memiliki potensi yang besar, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Lomba menggambar ini menjadi salah satu langkah awal untuk mengenalkan hal tersebut kepada generasi muda yang tinggal di wilayah tersebut.

Dengan kesuksesan acara ini, PLBN Napan berharap dapat terus menyelenggarakan kegiatan serupa yang mampu meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama anak-anak, dalam berbagai aspek kehidupan di perbatasan.***

(Humas BNPP)

Editor: Muslikhin