Bengkayang, Kalimantan Barat - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Seminar Budaya yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XII, Kamis (30/10/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Aula Wisma PLBN Jagoi Babang ini menjadi bagian dari rangkaian Festival Budaya Perbatasan Tahun 2025 yang berpusat di Desa Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.

Seminar tersebut bertujuan memperkuat identitas kebangsaan dan diplomasi budaya di wilayah perbatasan, sekaligus meneguhkan nilai-nilai kearifan lokal sebagai perekat sosial dan simbol ketahanan budaya bangsa.

Kepala BPK Wilayah XII, Juliadi, dalam sambutannya menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya sebagai fondasi jati diri bangsa, terlebih bagi masyarakat di kawasan perbatasan yang berperan sebagai garda terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Pelestarian budaya tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat karakter kebangsaan kita di tengah arus globalisasi,” ujar Juliadi.

Sebagai narasumber utama, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI), Dr. Gutmen Nainggolan, membawakan materi bertajuk “Menjaga Identitas Kebangsaan di Daerah Perbatasan dengan Strategi Sosial dan Budaya.”

Dalam pemaparannya, Dr. Gutmen menegaskan bahwa kawasan perbatasan perlu dipandang sebagai beranda depan negara, bukan halaman belakang, dengan menempatkan masyarakat perbatasan sebagai subjek utama pembangunan.

“Masyarakat perbatasan adalah representasi nyata dari Indonesia di mata negara tetangga. Karena itu, strategi sosial dan budaya harus diperkuat agar tumbuh kesadaran nasional dan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Edy Agustinus dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat, yang turut menjadi narasumber, memaparkan materi bertema “Daerah Perbatasan sebagai Representasi Budaya yang Kaya akan Kearifan Lokal.”

Ia menyoroti bahwa masyarakat di kawasan perbatasan memiliki potensi budaya yang luar biasa, baik dalam seni, tradisi, maupun bahasa, yang perlu dijaga secara berkelanjutan melalui kolaborasi lintas sektor.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala PLBN Jagoi Babang, Misdo Jerry Purba, menegaskan bahwa PLBN tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar-masuk lintas negara, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial dan budaya masyarakat perbatasan.

“PLBN Jagoi Babang tidak hanya menjadi pintu gerbang lintas batas, tetapi juga beranda budaya dan simbol kebanggaan bangsa. Kami akan terus mendukung kegiatan sosial dan kebudayaan seperti ini karena budaya adalah cara terbaik memperkuat rasa kebangsaan dan semangat persatuan di wilayah perbatasan,” ujar Misdo.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai perwakilan instansi dan lembaga, meliputi perangkat daerah, tokoh adat, komunitas budaya, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, hingga pelaku seni dari Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya.

Diskusi interaktif yang berkembang juga menyoroti pentingnya menjaga warisan budaya masyarakat Dayak serta kekayaan budaya Kalimantan Barat agar tetap lestari dan menjadi daya tarik bagi generasi muda, sebagaimana keberhasilan pelestarian budaya di Provinsi Bali.

Melalui kegiatan ini, masyarakat perbatasan diharapkan semakin menyadari bahwa budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga instrumen diplomasi dan jembatan persaudaraan antarbangsa.

PLBN Jagoi Babang yang dikelola oleh BNPP RI berkomitmen untuk terus menunjukkan perannya sebagai wajah Indonesia yang berbudaya, berdaulat, dan berdaya saing di perbatasan barat Kalimantan.

Penulis: Irene Dakahamapu

Editor: Bagas R