Timor Tengah Utara, NTT - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini menggelar kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pemilahan Sampah serta Rencana Pembangunan Bank Sampah pada Rabu (27/8/2025). 

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pegawai dan staf PLBN Wini, mahasiswa Universitas Timor (UNIMOR), perwakilan Bank Sampah Mutiara Timor, Ecocircular, Danone Indonesia, LPDP, Pemerintah Kecamatan Insana Utara, Kepala Desa Humusu Wini, hingga Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Wini.

Melalui kegiatan ini, peserta mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan sampah sejak dari lingkungan rumah tangga. 

Edukasi tersebut juga menyoroti persoalan serius terkait dengan penumpukan sampah di TPA Alak, Kupang, yang berisiko memicu kebakaran dan melepaskan gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana. 

Dampaknya tidak hanya pada perubahan iklim, tetapi juga berpotensi merusak kesehatan masyarakat akibat mikroplastik, kerusakan ekosistem laut, hingga berkurangnya hasil pertanian.

“Pengelolaan sampah bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga tanggung jawab kita bersama untuk melindungi lingkungan dan kesehatan. Langkah kecil seperti memilah sampah dari rumah sudah memberi dampak besar,” ungkap Kepala Subbidang Administrasi Umum PLBN Wini.

Para peserta diajak untuk menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sekaligus mendorong penerapan ekonomi sirkular. 

Salah satu contoh nyata datang dari Bank Sampah Mutiara Timor yang berhasil menghentikan lebih dari 94 ton sampah rumah tangga dan mengalihkannya menjadi manfaat sosial, mulai dari bantuan pasien BPJS hingga program transplantasi terumbu karang.

Dukungan serupa juga datang dari sektor swasta. Perwakilan Danone Indonesia, Gredy Modu, menegaskan bahwa kolaborasi dengan komunitas lokal menjadi kunci utama keberhasilan pengelolaan sampah berkelanjutan. 

“Sampah yang dikelola dengan baik tidak lagi menjadi masalah, melainkan peluang,” ujar Gredy Modu.

Dalam diskusi, peserta sepakat bahwa langkah awal pendirian bank sampah di PLBN Wini adalah penyediaan bak pemilahan sampah di lingkungan PLBN. 

Ke depan, program ini akan diperluas hingga ke tingkat desa dan rumah tangga dengan melibatkan pemuda serta pemanfaatan Dana Desa untuk mendukung keberlanjutan program.

Sekretaris Camat Insana Utara, Eligadus Manes, berharap program bank sampah segera terwujud karena wilayah Wini masih menghadapi kendala pengelolaan sampah, termasuk belum adanya Tempat Pembuangan Sementara.

“Sinergi antara PLBN, pemerintah desa, dan masyarakat menjadi kunci agar pengelolaan sampah di Wini bisa berjalan optimal,” tegas Eligadus.

Kepala PLBN Wini, Reynold Uran, menyambut baik kolaborasi lintas sektor yang terjalin dalam kegiatan ini. Menurutnya, pengelolaan sampah harus menjadi gerakan bersama yang dimulai dari perbatasan. 

“Ini adalah bentuk sinergi antara PLBN Wini dengan kelompok masyarakat madani untuk menjawab persoalan pengelolaan sampah di kawasan perbatasan. Inisiatif bank sampah menjadi sangat penting,” ujar Reynold.

Ia menambahkan, upaya ini tidak hanya berfokus pada kebersihan lingkungan perbatasan, tetapi juga mendukung mitigasi perubahan iklim dan menciptakan kawasan perbatasan yang lebih sehat bagi masyarakat.

Dengan adanya rencana pendirian bank sampah, PLBN Wini berharap kawasan perbatasan tidak hanya berfungsi sebagai pintu gerbang negara, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat melahirkan solusi ramah lingkungan yang berkelanjutan.

Penulis: Febri

Editor: Bagas R