JAYAPURA – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, sebagai salah satu pintu gerbang perbatasan internasional di wilayah Indonesia, terus berupaya untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban. Salah satu langkah terbaru yang diambil adalah menggelar rapat koordinasi Customs, Immigration, Quarantine, and Security (CIQS) bersama pengemudi ojek motor pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Rapat yang berlangsung di ruang rapat lantai dua PLBN Skouw ini dipimpin oleh Administrator PLBN Skouw, B. Mathilda Pusung, dan dihadiri oleh sejumlah pihak terkait, termasuk Kepala Kantor Bea Cukai Jayapura Adeltus Lolok, perwakilan dari Imigrasi, Karantina, Kapospol Polsubsektor PLBN Skouw, Wadan Pamtas 131/BS, serta sejumlah pengemudi ojek motor yang beroperasi di kawasan perbatasan tersebut. Rapat tersebut bertujuan untuk menertibkan aktivitas pengemudi ojek motor yang beroperasi di area PLBN, guna menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan tertib.

Dalam rapat ini, B. Mathilda Pusung menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk para pengemudi ojek motor, untuk menjaga ketertiban di kawasan perbatasan. 

"Kita semua tahu bahwa PLBN Skouw adalah kawasan perlintasan internasional yang harus dijaga dengan ketat. Namun, kita juga perlu mengingat bahwa para pengemudi ojek adalah mitra penting dalam mendukung mobilitas di wilayah ini. Oleh karena itu, melalui rapat ini, kita akan merumuskan langkah-langkah konkret yang dapat diterapkan demi terciptanya suasana yang lebih tertib dan nyaman di PLBN Skouw," jelas Mathilda.

Lebih lanjut, Mathilda menekankan bahwa peran pengemudi ojek motor tidak bisa dipandang sebelah mata dalam mendukung aktivitas di PLBN. "Mereka adalah bagian dari ekosistem PLBN, sehingga perlu ada tata kelola yang baik dan aturan yang jelas untuk menghindari potensi masalah yang mungkin muncul," tambahnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut, disepakati sejumlah langkah strategis yang bertujuan untuk menertibkan operasi ojek motor di PLBN Skouw. Beberapa tujuan utama yang hendak dicapai melalui penertiban ini antara lain:

Mencegah Kegiatan Ilegal: Salah satu fokus utama dari penertiban ini adalah mencegah terjadinya penyelundupan barang atau aktivitas ilegal lainnya yang dapat memanfaatkan layanan ojek motor sebagai media transportasi.

Menjaga Keamanan dan Ketertiban: Dengan mengatur aktivitas pengemudi ojek motor, diharapkan kondisi keamanan di PLBN Skouw bisa lebih terjamin. "Kami perlu memastikan bahwa aktivitas di kawasan PLBN tidak mengganggu keamanan dan ketertiban, terutama mengingat kawasan ini menjadi pintu masuk yang cukup vital," ungkap Adeltus Lolok, Kepala Kantor Bea Cukai Jayapura.

Meningkatkan Kenyamanan Pengguna Layanan: Penertiban ini juga bertujuan untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi seluruh pengguna jasa di PLBN Skouw. Dengan pengaturan yang lebih baik, operasional ojek motor dapat lebih teratur dan tidak menimbulkan gangguan.

Mencegah Persaingan Tidak Sehat: Pengaturan lebih lanjut diharapkan dapat menghindari terjadinya persaingan tidak sehat antar pengemudi ojek, yang pada akhirnya dapat menimbulkan ketegangan di lapangan.

Menjaga Estetika Kawasan PLBN: Dengan penertiban ojek motor, diharapkan lingkungan PLBN Skouw bisa lebih tertata dengan rapi. "PLBN adalah wajah perbatasan kita, sehingga aspek estetika juga menjadi penting. Kita ingin menciptakan kawasan perbatasan yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga indah dan tertib," jelas Mathilda.

Dalam rapat tersebut, PLBN Skouw bersama pihak terkait dan pengemudi ojek motor sepakat untuk mengambil sejumlah langkah konkrit yang akan diterapkan dalam waktu dekat. Beberapa langkah tersebut antara lain:

Pendaftaran dan Regulasi: Seluruh pengemudi ojek motor yang beroperasi di kawasan PLBN Skouw diwajibkan untuk terdaftar dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh PLBN. Hal ini termasuk melengkapi surat-surat kendaraan dan identitas pengemudi yang sah.

Zona Parkir Khusus: Para pengemudi ojek motor diwajibkan untuk beroperasi di zona parkir khusus yang telah ditentukan oleh pihak PLBN. Tujuannya adalah untuk menghindari adanya aktivitas yang mengganggu arus lalu lintas di kawasan tersebut.

Atribut Identitas: Para pengemudi ojek motor juga diwajibkan untuk menggunakan atribut identitas yang jelas, seperti helm dan rompi dengan tulisan "BNPP" (Badan Nasional Pengelola Perbatasan). Penggunaan atribut ini dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan dan identifikasi para pengemudi.

Penegakan Sanksi: PLBN Skouw juga menekankan bahwa akan ada sanksi tegas bagi pengemudi ojek motor yang melanggar aturan yang telah disepakati. "Penegakan hukum akan kita terapkan dengan tegas bagi mereka yang tidak mematuhi aturan ini. Semua langkah ini demi terciptanya lingkungan yang aman dan tertib," ungkap Mathilda.

Dalam rapat tersebut, sejumlah pihak terkait juga menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang akan diambil. Adeltus Lolok dari Bea Cukai menegaskan pentingnya koordinasi yang baik antara seluruh pihak untuk memastikan kelancaran operasional di kawasan perbatasan. "PLBN adalah aset strategis kita. Sebagai pintu gerbang internasional, PLBN harus dijaga dengan baik, dan ini memerlukan kerjasama dari semua pihak," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Imigrasi dan Karantina juga memberikan pandangan serupa. Mereka menilai bahwa penertiban ojek motor di PLBN Skouw merupakan langkah penting untuk menjaga integritas kawasan perbatasan. "Kita perlu memastikan bahwa semua aktivitas di PLBN ini sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku. Jangan sampai ada celah yang dimanfaatkan untuk kegiatan ilegal," ungkap perwakilan dari Imigrasi.

Di sisi lain, para pengemudi ojek motor yang hadir dalam rapat tersebut juga menyambut baik langkah-langkah yang akan diambil. Salah satu perwakilan pengemudi ojek motor mengungkapkan bahwa penertiban ini memang diperlukan demi kebaikan bersama. "Kami mendukung penuh upaya ini. Kami juga ingin kawasan PLBN ini tertib dan aman, karena itu akan berdampak positif bagi pekerjaan kami juga," ujarnya.

Dengan adanya penertiban ini, diharapkan citra positif PLBN Skouw sebagai pintu gerbang internasional semakin meningkat. Mathilda berharap bahwa melalui kolaborasi ini, PLBN Skouw dapat menjadi kawasan yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga tertib dan teratur.

Pada akhir pertemuan, B. Mathilda Pusung membagikan atribut identitas berupa rompi kepada para pengemudi ojek motor yang beroperasi di PLBN Skouw. Rompi ini diharapkan dapat membantu pengawasan dan mempermudah identifikasi pengemudi yang sudah terdaftar secara resmi.

"Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga PLBN ini. Mari kita bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik di PLBN Skouw," tutup Mathilda.*

Penulis: Antonius Nugroho Sudanto 

Editor: Muslikhin