|
Berita
Berita BNPP
Irau Malinau, Pesta Budaya yang Menyatukan Bumi Intimung
Dibuat Admin BNPP
07 Oct 2025, 16:50 WIB
Oleh: Drs. Hamidin - Kelompok Ahli BNPP RI
Malinau, Kalimantan Utara - Di jantung Bumi Intimung, suara gong berpadu dengan tabuhan gendang dan tawa riang masyarakat yang menari bersama. Suara itu bergema, memecah udara dan menggema di dada, membuat Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI) Komjen Pol. Makhruzi Rahman dan saya, sebagai Kelompok Ahli BNPP RI, tak henti-hentinya merasa kagum.
Dalam dentuman ritmis dan sorak sorai yang menyatu, kami menyaksikan bagaimana budaya hidup bukan sekadar ditampilkan, tetapi dirayakan sepenuh jiwa. Inilah Irau Malinau, pesta budaya yang bukan hanya milik masyarakat Malinau, tetapi juga kebanggaan seluruh Indonesia.
Irau, dalam bahasa lokal, berarti berkumpul dan bersukacita bersama. Lebih dari sekadar kata, “Irau” adalah filosofi hidup masyarakat Malinau yang diwariskan turun-temurun. Ia mencerminkan semangat gotong royong, persaudaraan, dan kebersamaan yang telah menjadi napas masyarakat Dayak di pedalaman Kalimantan Utara selama berabad-abad.
Tradisi ini bermula dari pesta rakyat sebagai ungkapan syukur atas panen melimpah atau peristiwa penting lainnya. Namun kini, maknanya tumbuh jauh lebih besar.
Irau telah menjelma menjadi perayaan kebersamaan lintas suku, lintas agama, dan lintas batas yang mempertemukan seluruh elemen masyarakat dalam satu ikatan kuat: persatuan.
Sebagai pesta budaya terbesar di Kalimantan Utara, Irau Kabupaten Malinau menjadi simbol nyata semboyan daerah, “Budaya Menyatukan Kita.” Setiap tahunnya, masyarakat dari berbagai suku seperti Dayak Lundayeh, Kenyah, Abai, Tidung, dan Bulungan tampil dengan pakaian adat, tarian, musik, serta ritual tradisional yang menampilkan kekayaan kearifan lokal.
Lebih dari sekadar pesta rakyat, Irau memiliki makna strategis bagi pembangunan daerah. Pemerintah Kabupaten Malinau menjadikan momen ini sebagai ajang memperkuat identitas daerah sekaligus mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Berbagai kegiatan seperti pameran UMKM, bazar produk lokal, hingga promosi wisata alam memperlihatkan wajah Malinau yang tidak hanya kaya budaya, tetapi juga berdaya saing.
Bagi pelaku usaha kecil dan menengah, Irau menjadi panggung berharga untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat luas, bahkan hingga ke tingkat nasional dan internasional. Sinergi antara seni, ekonomi, dan masyarakat ini menciptakan ekosistem pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Namun, nilai tertinggi Irau sesungguhnya tidak terletak pada kemegahan acaranya, melainkan pada pesan moral dan sosial yang dikandungnya. Di tengah kemeriahan, tersirat makna mendalam tentang bagaimana keberagaman menjadi sumber kekuatan.
Di arena Irau, setiap tarian, nyanyian, dan langkah kaki menggambarkan harmoni bahwa perbedaan bukan alasan untuk berjarak, melainkan jembatan untuk saling memahami.
Irau juga memainkan peran penting sebagai wadah diplomasi budaya. Kehadiran tamu dari berbagai daerah dan negara sahabat menjadi bukti bahwa Malinau terbuka pada dunia tanpa kehilangan akar budayanya.
Melalui pesta ini, Malinau memperkenalkan diri sebagai daerah perbatasan yang tidak hanya menjaga kedaulatan wilayah, tetapi juga menampilkan wajah Indonesia yang ramah, berbudaya, dan berdaya saing global.
Spirit Irau adalah cerminan komitmen masyarakat Malinau dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman. Ketika gong terakhir ditabuh dan langkah penari berhenti, yang tersisa bukan sekadar kenangan pesta, melainkan pesan abadi tentang pentingnya merawat persaudaraan dan kebersamaan.
Sebagaimana ditegaskan oleh BNPP RI, kebudayaan lokal seperti Irau memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan sosial di wilayah perbatasan.
Melalui pengelolaan budaya yang inklusif, masyarakat tidak hanya memperkuat identitasnya, tetapi juga membangun daya tahan terhadap tantangan globalisasi yang kian kompleks.
Pada akhirnya, Irau bukan hanya milik masyarakat Malinau, tetapi juga bagian dari mozaik besar kebudayaan Indonesia. Ia mengajarkan bahwa kemajuan tidak akan berarti tanpa akar budaya yang kuat.
Di tengah derasnya arus modernisasi, Malinau menunjukkan kepada kita bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan fondasi masa depan.
Melalui Irau, masyarakat Malinau tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga menulis masa depan. Sebuah masa depan yang berpijak pada nilai-nilai budaya, gotong royong, dan persaudaraan.
Di tanah Bumi Intimung, budaya bukan hanya identitas, melainkan napas kehidupan yang menyatukan bangsa. Dan dari Malinau, pesan itu menggema: bahwa Indonesia kuat karena keberagamannya, dan bersatu karena budayanya.
(Humas BNPP RI)
Share
Kategori Berita
Berita BNPP
PLBN
Berita Nasional
Berita Perbatasan
Pers Rilis
Berita Utama
Berita Terbaru
Irau Malinau, Pesta Budaya yang Menyatukan Bumi Intimung
BNPP RI Petakan Titik Nol Kilometer Selatan Indonesia di Pulau Rote, Perkuat Identitas Wilayah Terluar Indonesia
Unik ! Ruang Tamu di Indonesia, Dapur di Malaysia
BNPP RI Dorong Pengembangan Kabupaten Bengkalis sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Perbatasan Melalui Pengukuran IPKP
Tanguk Iban, Simbol Identitas Budaya yang Dijaga di Perbatasan Badau
Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)
Jl. Kebon Sirih No.31A, RT.1/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
021-31924491
info@bnpp.go.id
© Badan Nasional Pengelola Perbatasan - 2025