SAMBAS, KALBAR - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk memfasilitasi kegiatan pelatihan peningkatan kualitas produk kerajinan anyaman pandan yang diselenggarakan bersama oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas pada 8-11 Oktober 2024 di Wisma Indonesia PLBN Aruk.

Kegiatan ini melibatkan pengrajin anyaman pandan dari daerah perbatasan, khususnya di Kecamatan Sajingan Besar. Selama pelatihan, peserta diberikan pengetahuan tentang pemasaran produk, potensi ekonomi dari anyaman pandan, serta pelatihan praktik anyaman pandan.

Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Pengembangan Kawasan PLBN Aruk Yul Ruminda, mengapresiasi kegiatan pelatihan kualitas produk kerajinan anyaman pandan yang diselenggarakan untuk masyarakat kawasan perbatasan khususnya di Kecamatan Sajingan Besar.

Pelatihan ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 118 Tahun 2022 tentang Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 2020-2024. 

“Sebagaimana yang dicanangkan oleh Bapak Presiden, bahwa hadirnya PLBN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan,” ucap Yul.

Yul berharap, kegiatan pelatihan anyaman pandan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh masyarakat kawasan perbatasan, sehingga mampu dapat dipasarkan hingga ke negara tetangga. Sebelumnya, kegiatan pelatihan seperti ini juga telah dilaksanakan dengan digelarnya pelatihan diversifikasi anyaman bambu pada 23-25 Juli 2024 lalu.

Kepala Bidang Industri Diskumindag Sambas Vivin Elviana, mengatakan bahwa dengan adanya pelatihan peningkatan kualitas produk anyaman pandan ini dapat meningkatkan kemampuan pengrajin dalam teknik pewarnaan, teknik menganyam serta membuat produk-produk diversifikasi.

“Kami bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia Yogyakarta untuk mengajarkan para pengrajin, karena dari kualitas bahan baku masih terdapat bercak hitam, karena karakter dari pandan sake. Jadi kita mengajarkan kepada mereka untuk teknik pewarnaan yang bisa mengurangi dari bercak-bercak hitam tersebut,” terang Vivin.

Vivin juga menjelaskan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengajarkan teknik pewarnaan yang belum pernah mereka gunakan sebelumnya.

"Supaya hasilnya lebih bagus dan rapi, harapan kami setelah pelatihan ini para pengrajin bisa menerapkan teknik itu di usahanya masing-masing. Setelah ini kami juga akan tetap melakukan pendampingan secara berkala supaya mereka tetap semangat,” ujarnya.

Sementara itu, Dosen ISI Yogyakarta Agung Wicaksono sebagai narasumber dalam kegiatan pelatihan menyampaikan, bahwa Kabupaten Sambas ini memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat meningkatkan kualitas produk anyaman pandannya melalui motif-motif tradisional Dayak.

“Dari kegiatan ini diharapkan adanya peningkatan pada kualitas produk melalui penambahan modifikasi dan inovasi pada produk, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk untuk bisa diterima dipasaran serta menjadi komoditas yang bisa mensejahterakan masyarakat yang ada di Kecamatan Sajingan Besar,” tutup Agung.

Penulis: Mex Athur

Editor: Bagas Ramadhandy