Jayapura, Papua – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw kembali menunjukkan perannya dalam kegiatan kemanusiaan dengan memfasilitasi perlintasan darurat selama dua hari berturut-turut. Perlintasan darurat tersebut mengantarkan tiga jenazah, terdiri dari satu WNI dan dua Warga Negara Papua Nugini (PNG), yang diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.

Perlintasan pertama terjadi pada Jumat malam, 31 Januari 2025, dengan pemulangan jenazah seorang WNI asal Kabupaten Biak, yang pergi merantau ke Papua Nugini. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Port Moresby akibat komplikasi penyakit ginjal.

Jenazah diantar oleh pihak keluarga dan tiba di Neutral Zone PLBN Skouw pada pukul 18.34 WIT. Proses ini melibatkan pihak Konsulat RI di Vanimo, BPPK Provinsi Papua, Karantina Kesehatan, Imigrasi, TNI-Polri, serta piah keluarga almarhum

Kemdian, untuk selanjutnya almarhum diserahkan kepada pihak keluarga setelah melalui serangkaian pemeriksaan dan proses administrasi pemulangan.

Esok harinya, pada Sabtu, 1 Februari 2025, PLBN Skouw kembali menjadi saksi perlintasan darurat dua jenazah Warga Negara PNG yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya perbatasan negara.

Kedua jenazah, yang diantar dari Jayapura, tiba di PLBN Skouw pada pukul 16.53 WIT. Proses perlintasan ini dipimpin oleh Konsul Jenderal PNG di Jayapura, Geoffrey Llyod Wiri, serta melibatkan Konsulat PNG, Karantina Kesehatan, Imigrasi, dan pihak kepolisian.

Setelah melalui proses sealing peti jenazah, kedua jenazah diserahkan kepada keluarga untuk dipulangkan ke kampung halaman mereka di Lido, Provinsi Sandaun, PNG.

Menanggapi hal tersebut, Kepala PLBN Skouw, B. Mathilda Pusung, mengapresiasi semua pihak yang terlibat. Ia mengatakan bahwa kelancaran perlintasan darurat selama dua hari berturut-turut merupakan hasil koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait.

"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam memastikan proses perlintasan jenazah berjalan lancar. Koordinasi yang baik antar berbagai pihak, baik dari Indonesia maupun PNG, sangat penting dalam kelancaran proses perlintasan jenazah," ucap Mathilda.

Ia menambahkan bahwa peristiwa serupa bukan yang pertama kali terjadi di PLBN Skouw. Memfasilitasi perlintasan darurat di perbatasan negara merupakan bagian dari komitmen serta tugas dalam pelayanan kemanusiaan.

Penulis: Anton Sudanto

Editor: Bagas Ramdhandy