|
Berita
PLBN
Jelajah Destinasi Wisata Populer Dekat dari PLBN Badau
Dibuat Admin BNPP
04 Feb 2025, 16:16 WIB
Kapuas Hulu, KALBAR - Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat bukan sekadar wilayah perbatasan yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau. Di balik gerbang batas negeri ini, tersimpan kekayaan alam dan budaya yang memesona, menjadikannya destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi.
Dari keindahan alam hingga kearifan lokal, berikut tiga destinasi unggulan yang mudah diakses dari PLBN Badau:
1. Taman Wisata Bukit Semugang – Pesona Alam dengan Beragam Wahana
Hanya 15 menit dari PLBN Badau, Taman Wisata Bukit Semugang menawarkan pengalaman liburan yang menyenangkan. Dengan wahana menarik seperti kano, flying fox, kolam renang, dan sepeda udara, tempat ini menjadi destinasi sempurna bagi wisatawan yang ingin bersantai sekaligus menikmati petualangan yang seru. Suasana yang asri serta pilihan penginapan nyaman bergaya modern menjadikan tempat ini ideal bagi keluarga maupun wisatawan solo yang ingin melepas penat di wilayah perbatasan negara.
2. Taman Nasional Danau Sentarum – Surga Ekosistem Tropis
Berlokasi sekitar 30 menit dari PLBN Badau, Danau Sentarum merupakan kawasan konservasi yang menampilkan keindahan hutan rawa, perbukitan, serta flora dan fauna langka.
Sebagai salah satu taman nasional terbesar di Kalimantan, destinasi ini menjadi daya tarik bagi pecinta alam, fotografer, serta peneliti yang ingin menyaksikan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Tak hanya itu, tersedia juga penginapan di sekitar danau, termasuk di pulau-pulau kecil yang menawarkan pengalaman menginap yang unik dan dekat dengan alam.
3. Komunitas Masyarakat Adat Sungai Utik – Wisata Budaya yang Autentik
Sekitar 1,5 jam dari PLBN Badau, Sungai Utik menawarkan lebih dari sekadar keindahan alam. Komunitas Masyarakat Adat Dayak Iban di sini dikenal karena keberhasilannya menjaga hutan adat serta melestarikan budaya turun-temurun.
Rumah Panjae, rumah panjang tradisional yang masih dihuni hingga ini oleh masyarakat Suku Dayak Iban yang berada di Sungai Utik, menjadi simbol keharmonisan antara masyarakat dengan alam yang masih terjaga keasliannya.
Selain itu, kesenian suku Dayak Iban juga memiliki keunikan tersendiri yang tercermin dalam berbagai aspek budaya mereka. Salah satu yang paling khas adalah tato, yang bukan sekadar seni tubuh, tetapi juga warisan identitas budaya yang esensial. Setiap motif tato Iban mengandung makna mendalam, mencerminkan nilai-nilai spiritual, sejarah, dan status sosial pemiliknya.
Selain tato, seni tenun Iban juga menjadi daya tarik tersendiri, dengan teknik serta motif yang khas dan penuh filosofi. Tak hanya itu, anyaman tikar bemban juga menonjol dengan motif dekoratif yang sangat kompleks, terinspirasi dari hewan, tumbuhan, benda-benda antariksa, serta kehidupan spiritual orang Iban yang diyakini berasal dari alam mimpi.
Berbagai kerajinan tangan lainnya turut memperkaya seni tradisional Iban, seperti anyaman rotan untuk membuat keranjang atau tas, anyaman pandan untuk tikar, serta anyaman senggang yang digunakan untuk bakul dan gelang. Selain seni rupa, kekayaan budaya Iban juga terlihat dalam seni musik tradisional mereka, yang menggunakan alat musik khas seperti sape, gendang, dan gong, menciptakan harmoni yang memperkuat identitas budaya suku Iban.
Kehidupan masyarakat Sungai Utik masih sangat tradisional dan kental dengan budaya leluhur. Mayoritas penduduknya berladang dengan menerapkan pola pertanian regeneratif yang berkelanjutan. Bagi mereka, alam bukan sekadar tempat tinggal, tetapi bagian dari jati diri bahwa Bumi dianggap sebagai Ibu, Hutan sebagai Ayah, dan Air sebagai Darah yang menghidupi. Filosofi ini mencerminkan hubungan erat mereka dengan alam, yang dikelola dengan bijak sesuai aturan adat turun-temurun.
Sejak ratusan tahun lalu, masyarakat Sungai Utik telah mempraktikkan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan, menjaga keseimbangan ekosistem sambil memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selain memiliki kearifan dalam menjaga lingkungan, masyarakat Sungai Utik juga dikenal dengan keramahan mereka. Bagi mereka, kedatangan tamu adalah anugerah, sehingga wisatawan yang berkunjung sering merasa betah menikmati kehangatan budaya dan keseharian masyarakat yang harmonis dengan alam.
Untuk merasakan sentuhan kelestarian alam dan keramahan masyarakat adat Dayak Iban, Wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan masyarakat adat dengan menginap di homestay, belajar membuat kerajinan tangan khas Dayak Iban, menjelajah hutan adat, hingga menikmati pertunjukan seni musik tradisional.
Perjalanan ke perbatasan tak hanya sebatas melintasi batas negara saja, tetapi kita juga dapat menemukan keajaiban alam dan budaya yang masih lestari dan terjaga. Dengan akses yang mudah dan fasilitas yang semakin berkembang, Kapuas Hulu siap menjadi destinasi wisata perbatasan yang mendunia.
Penulis: Fredrikus Hia
Editor: Bagas Ramadhandy A
Share
Kategori Berita
Berita BNPP
PLBN
Berita Nasional
Berita Perbatasan
Pers Rilis
Berita Utama
Berita Terbaru
Pegawai PLBN Wini Sambut Iduladha dengan Semangat Kerja Bakti di Masjid Nurul Mubin
PLBN Jagoi Babang Fasilitasi 726 Pelintas dari Malaysia dalam Rangka Perayaan Gawai Sowa Dayak Bidayuh ke-185
Bertolak ke Kalbar, Presiden Prabowo Akan Panen Jagung dan Lepas Ekspor ke Malaysia
Dari Perbatasan untuk Masa Depan: Pocadi Motamasin Jadi Jendela Dunia bagi Anak-anak
Usai Layani Lonjakan Ribuan Pelintas di Akhir Mei, PLBN Entikong Bersiap Hadapi Iduladha
Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)
Jl. Kebon Sirih No.31A, RT.1/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
021-31924491
info@bnpp.go.id
© Badan Nasional Pengelola Perbatasan - 2025