Logo BNPP
Badan Nasional Pengelola PerbatasanRepublik Indonesia (BNPP RI)
Beranda

|

Berita

Berita BNPP

Kain Tenun Lintas Negeri: Warisan Budaya yang Menyatukan NTT dan Timor Leste

Dibuat Admin BNPP

26 Aug 2025, 18:55 WIB

Kain Tenun Lintas Negeri: Warisan Budaya yang Menyatukan NTT dan Timor Leste

Oleh: Drs. Hamidin - Kelompok Ahli BNPP RI


Indonesia dikenal sebagai negeri sejuta budaya. Julukan itu bukan sekadar kebanggaan kosong, melainkan nyata dalam setiap tradisi yang diwariskan turun-temurun. Salah satu warisan budaya yang paling sarat makna adalah kain tenun.


Jika di negara-negara industri kain diproduksi massal oleh mesin modern, maka di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste, selembar kain lahir dari ketekunan tangan perempuan desa. 


Kapas dipintal menjadi benang, dicelup dengan pewarna alami dari akar, kulit kayu, atau daun, kemudian ditenun perlahan hingga membentuk motif penuh filosofi. Tidak ada yang instan—semuanya lahir dari kesabaran dan doa.


Pasar Perbatasan yang Menyatukan


Suasana pasar tradisional di perbatasan Atambua–Maliana menjadi gambaran nyata persaudaraan lintas negara. Di antara aroma kopi panas dan jagung rebus, deretan kain tenun berwarna mencolok memikat mata. 


Seorang ibu dari Atambua bisa dengan mudah bertukar kain dengan penenun asal Oecusse, Timor Leste. Di pasar ini, batas negara terasa kabur, digantikan oleh semangat kebersamaan yang diikat oleh selembar kain.


“Kami sering barter. Saya bawa tenun Maumere, mereka bawa Tais dari Oecusse. Kadang kami tak hitung harga, yang penting ada saling percaya,” kata seorang ibu di pasar.


Tais, Identitas Timor Leste


Bagi masyarakat Timor Leste, kain tenun dikenal dengan sebutan Tais. Ia bukan sekadar pakaian, tetapi juga simbol penghormatan dan identitas nasional. 


Tais disampirkan kepada tamu sebagai tanda penerimaan yang tulus. Bentuknya pun beragam: *Tais Mane* untuk laki-laki, *Tais Feto* untuk perempuan, hingga *Tais Ki’ik* yang sederhana. Motifnya terinspirasi flora, fauna, serta simbol spiritual, diwariskan dari generasi ke generasi.


Tenun NTT, Doa dalam Setiap Helai


Berbeda penyebutan, masyarakat NTT memiliki ragam tenun sesuai daerah. Di Sumba, motif kuda dan naga mendominasi. Di Maumere, coraknya menyerupai hujan dan pepohonan. Sementara di Rote dan Sabu, bentuk geometris dan motif Buna menjadi kebanggaan. Bagi masyarakat setempat, menenun adalah doa yang dirangkai dalam benang. Setiap simpul diyakini membawa berkah bagi keluarga.


Kesamaan dan Perbedaan


Meski berbeda nama, baik tenun NTT maupun Tais Timor Leste lahir dari akar budaya yang sama. Tekniknya sama-sama tenun ikat dengan pewarna alami, berfungsi dalam upacara adat, pernikahan, hingga simbol diplomasi. Namun, ada perbedaan yang memperkaya karakter masing-masing. Di Timor Leste, Tais diakui sebagai simbol nasional dan pernah menjadi sarana perlawanan kultural. Sementara di NTT, tenun erat kaitannya dengan status sosial, mas kawin, dan pertukaran adat.


Ritme Kehidupan Penenun


Di desa-desa NTT dan Oecusse, bunyi ritmis alat tenun masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Para perempuan menenun di antara aktivitas rumah tangga, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari denyut kehidupan. Tradisi ini tidak hanya menghasilkan kain, tetapi juga membentuk identitas dan rasa kebersamaan.


Tantangan Zaman dan Peluang Baru


Arus modernisasi membawa tantangan baru. Anak muda mulai enggan menenun, lebih memilih bekerja di kota. Pewarna sintetis juga semakin banyak digunakan, menggeser filosofi pewarna alami. Meski begitu, peluang juga terbuka. Tenun kini dilirik oleh dunia mode, tampil di panggung internasional dan butik Eropa. Jika potensi ini dikelola dengan baik, tradisi bisa tetap hidup sekaligus meningkatkan kesejahteraan penenun.


Benang yang Menyatukan Negeri


Selembar kain tenun bukan hanya hasil karya seni, tetapi juga simbol persaudaraan lintas batas. Ia mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan cinta. Tais dari Timor Leste dan tenun NTT membuktikan bahwa budaya mampu melampaui sekat geografis dan politik.


Dari sehelai kain, kita belajar bahwa garis perbatasan hanyalah peta. Yang sesungguhnya menyatukan adalah ikatan budaya, persaudaraan, dan warisan leluhur yang terus dipintal dari generasi ke generasi.



(Humas BNPP RI)

Share

Kategori Berita

Berita BNPP

973

PLBN

554

Berita Nasional

70

Berita Perbatasan

252

Pers Rilis

40

Berita Utama

725

Berita Terbaru

https://apibackend.bnpp.go.id/images/news/287e001f-2929-4385-bc4a-f6ddbea164a1.JPG

Transformasi Perdagangan Lintas Batas, Dari Sistem Barter hingga Ekspor Bernilai Jutaan Dolar

https://apibackend.bnpp.go.id/images/news/5b7be393-034d-44d9-9d63-c01d1fdc3843.jpeg

Parade Perahu Hias dan Pekik 'Merdeka' Warnai HUT RI di PLBN Labang, Sungai Pansiangan Semarak

https://apibackend.bnpp.go.id/images/news/96e0fa17-72c7-4fa2-855b-4d056a6f6775.jpeg

Karang Singa dan Pulau Ndana: Simbol Kesetiaan di Ujung Negeri

https://apibackend.bnpp.go.id/images/news/79331c99-0b1c-4506-94d8-51109be3f0ab.jpeg

Pentingnya Prestasi dan Arti Batas Negara bagi Indonesia

https://apibackend.bnpp.go.id/images/news/e607087f-5fb7-4676-b6dc-7eb9c61733f7.jpeg

BNPP RI Gagas Kolaborasi Strategis Kementerian/Lembaga Mitra dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara

Berita Terkait
Logo BNPP

Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)

Location Icon

Jl. Kebon Sirih No.31A, RT.1/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340

Phone Icon

021-31924491

Email Icon

info@bnpp.go.id

White Facebook Icon
White Twitter Icon
White Instagram Icon
White Tiktok Icon
White Youtube Icon

© Badan Nasional Pengelola Perbatasan - 2025