|
Berita
Berita BNPP
Pentingnya Prestasi dan Arti Batas Negara bagi Indonesia
Dibuat Admin BNPP
25 Sep 2025, 14:37 WIB
Oleh: Drs. Hamidin - Kelompok Ahli BNPP RI
Indonesia adalah anugerah besar yang diwariskan Tuhan kepada kita semua. Negeri kepulauan terbesar di dunia ini berdiri megah dengan luas wilayah mencapai 1.904.569 km², menempatkan Indonesia sebagai negara terluas ke-14 di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote, tersusun 17.504 pulau yang menjadi mozaik indah di samudra biru.
Garis pantai sepanjang 54.716 km sebagai garis pantai terpanjang kedua di dunia adalah bukti betapa kayanya negeri ini. Di balik bentangan pantai itu hidup lebih dari 278 juta jiwa, yang meski berbeda suku, bahasa, dan budaya, tetap bersatu di bawah panji Merah Putih.
Di sinilah rasa bangga itu tumbuh. Kita bukan sekadar sebuah negara besar di atas peta, tetapi juga rumah bagi keberagaman yang kaya. Lebih dari 1.300 suku bangsa dan sekitar 700 bahasa daerah hidup berdampingan. Sebuah kebersamaan yang mengajarkan dunia, bahwa perbedaan tidak harus memecah, justru dapat menguatkan.
Batas Negara: Tegas Menjaga, Lembut Merangkul
Indonesia memang besar, tetapi kita tidak hidup sendirian. Kita berbatasan langsung dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, Singapura, Australia, dan beberapa negara lain. Bagi saya, batas negara tidak hanya soal garis koordinat, melainkan ruang perjumpaan dan persahabatan.
Kedaulatan harus dijaga dengan tegas, tetapi keakraban dengan tetangga juga mesti dirawat. Sebab perbatasan adalah wajah terdepan bangsa, yang memperlihatkan jati diri Indonesia: berdaulat, ramah, dan bersahabat.
Prestasi Anak Bangsa di Mata Dunia
Kebesaran Indonesia tidak hanya terletak pada luas wilayahnya, tetapi juga pada prestasi anak bangsa. Dari Soekarno yang lantang menyuarakan Gerakan Non-Blok, hingga Soeharto dengan swasembada beras yang diakui dunia.
Dari B.J. Habibie yang membawa teknologi kedirgantaraan Indonesia ke pentas internasional, hingga Susilo Bambang Yudhoyono yang mengedepankan diplomasi damai. Kini, Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan posisi Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat di forum-forum global.
Prestasi itu adalah cermin. Ia bukan hanya milik seorang pemimpin, melainkan milik seluruh bangsa yang berdiri di belakangnya. Di sanalah kita belajar: kebesaran Indonesia bukan hanya terletak pada luasnya wilayah, melainkan juga pada daya cipta, karya, dan keberanian anak bangsanya.
PLBN: Simbol Martabat dan Harapan
Dulu, perbatasan kerap identik dengan keterbelakangan. Namun kini, melalui pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN), wajah perbatasan Indonesia berubah drastis. Entikong, Aruk, Nanga Badau, Motaain, Wini, hingga Motamasin kini berdiri megah sebagai gerbang yang membanggakan.
Yang lebih penting, kehidupan masyarakat sekitar PLBN ikut berubah. Pasar tumbuh, ekonomi menggeliat, dan warga perbatasan merasa lebih dihargai.
Kisah Nyata dari Tapal Batas
Ada kisah Ibu Lina di Entikong, pedagang sederhana yang dulu hanya punya warung kayu kecil. Kini ia memiliki kios permanen dengan pembeli dari dua negara. Dengan bangga ia berkata, “Kami tidak lagi merasa warga kelas dua. Kami adalah bagian dari Indonesia yang maju.”
Ada juga Dion, seorang pelajar di Motaain yang bercita-cita menjadi diplomat setelah melihat hiruk-pikuk di gerbang perbatasan. Baginya, batas negara bukan sekadar pemisah, melainkan jembatan masa depan.
Kisah-kisah kecil ini menyentuh hati. Mereka membuktikan, pembangunan perbatasan bukan hanya tentang kedaulatan, tetapi juga tentang harapan.
Batas sebagai Simbol Harga Diri
Bagi saya, batas negara adalah kalimat tegas yang menyatakan: “Di sinilah Indonesia berdiri.” Batas bukanlah penghalang, melainkan pengingat akan pentingnya kedaulatan dan persatuan. Ia adalah ruang pertemuan, tempat kita menjaga marwah bangsa sekaligus membuka peluang kerja sama.
Menuju Indonesia Emas 2045
Indonesia tengah menapaki jalan menuju cita-cita besar: Indonesia Emas 2045. Namun emas sejati bukan hanya diukur dari ekonomi dan teknologi, melainkan juga dari martabat, prestasi, dan kemampuan menjaga kedaulatan.
Prestasi yang lahir dari karya anak bangsa, dan batas yang terjaga sebagai simbol harga diri—itulah dua pilar utama menuju Indonesia Emas 2045.
Dan pada akhirnya, setiap tetes keringat para penjaga batas, setiap kerja keras para pemimpin, hingga setiap doa rakyat kecil di pelosok negeri, semuanya adalah bagian dari perjalanan panjang menuju cita-cita besar itu.
Indonesia bukan hanya sekadar negara, tetapi rumah dan warisan yang harus dijaga bersama. Seperti pesan Bung Karno: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak hanya mampu menjaga dirinya, tetapi juga memberi cahaya bagi dunia.”
Sebagai bangsa yang besar, kita dituntut untuk terus mengukir prestasi dan menjaga batas dengan bermartabat. Pembangunan PLBN hanyalah satu contoh nyata bagaimana kedaulatan dapat diwujudkan dalam bentuk yang membanggakan sekaligus menyejahterakan. Di perbatasan, Indonesia berdiri bukan hanya dengan tegak, tetapi juga dengan ramah.
Dan dari perbatasan pula, kita belajar bahwa menjaga negeri bukan hanya tugas negara, melainkan tanggung jawab setiap anak bangsa. Dengan semangat kebersamaan, prestasi, dan kedaulatan, Indonesia akan terus bersinar, menjadi cahaya bagi dunia, menuju Indonesia Emas 2045.
(Humas BNPP RI)
Share
Kategori Berita
Berita BNPP
PLBN
Berita Nasional
Berita Perbatasan
Pers Rilis
Berita Utama
Berita Terbaru
Karang Singa dan Pulau Ndana: Simbol Kesetiaan di Ujung Negeri
Pentingnya Prestasi dan Arti Batas Negara bagi Indonesia
BNPP RI Gagas Kolaborasi Strategis Kementerian/Lembaga Mitra dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara
BNPP RI Mantapkan Sinergi Pengelolaan Perbatasan Lewat Sosialisasi Penguatan Kapasitas ASN dan Kelembagaan
PLBN Skouw Jadi Tujuan Field Trip Siswa SMP Kalam Kudus Kotaraja
Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)
Jl. Kebon Sirih No.31A, RT.1/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
021-31924491
info@bnpp.go.id
© Badan Nasional Pengelola Perbatasan - 2025