|
Berita
Berita BNPP
Pesona Kuliner, Budaya, dan Adat Pontianak di Mata Wisatawan Malaysia
Dibuat Admin BNPP
30 Sep 2025, 16:24 WIB
Oleh: Drs. Hamidin - Kelompok Ahli BNPP RI
Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, berdiri di tepian Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia yang menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat setempat. Kota yang akrab dijuluki Kota Khatulistiwa ini memang terkenal dengan monumennya yang berada tepat di garis imajiner nol derajat bumi.
Namun bagi wisatawan asal Malaysia, Pontianak bukan hanya sekadar kota di garis lintang khatulistiwa, melainkan ruang nostalgia yang menghadirkan keakraban serumpun, sekaligus menawarkan pengalaman baru lewat kuliner, budaya, dan adat istiadat yang tidak mereka jumpai di tanah air.
Banyak pelancong Malaysia menyeberang melalui perbatasan Sarawak atau menggunakan jalur udara untuk mencapai Pontianak. Selain berbelanja, alasan utama mereka datang adalah pengalaman. Kota ini menghadirkan rasa akrab yang hangat, namun juga kejutan yang membuat setiap kunjungan menjadi cerita baru untuk dibawa pulang.
Menyantap Ragam Rasa di Kota Sungai
Bagi wisatawan Malaysia, kuliner adalah daya tarik pertama yang membuat mereka jatuh cinta pada Pontianak. Dari pagi hingga malam, kota ini bagai dapur besar yang tak pernah tidur. Aroma sotong pangkong, cumi kering panggang yang dipukul hingga empuk lalu disajikan dengan sambal kacang pedas manis menjadi magnet tersendiri, khususnya saat bulan Ramadan di tepi Sungai Kapuas.
Selain sotong pangkong, ada pula choipan, kudapan Tionghoa berisi bengkoang atau kucai yang terasa mirip dumpling tetapi lebih lembut dan khas. “Susah cari yang begini di Kuching,” komentar seorang pelancong Sarawak sambil menikmati choipan hangat.
Pengkang Mempawah, ketan berisi ebi dan kelapa parut yang dibakar dalam bungkus daun pisang, menjadi incaran wisatawan. Tak hanya lezat, pengkang juga punya nilai budaya karena kerap hadir dalam tradisi Robo-Robo, sebuah ritual turun-temurun di pesisir Kalimantan Barat (ANTARA News Kalimantan Barat, 2016).
Tidak ketinggalan kuliner unik lainnya seperti goreng burung punai yang renyah, olahan bunga teratai di Singkawang, hingga bingke berendam dan lempok durian yang kerap dijadikan buah tangan.
Sementara itu, warung kopi legendaris milik Asiang di Gang Merapi menjadi pengalaman tersendiri. Hampir semua pengunjung harus rela antre hanya untuk mendapatkan secangkir kopi, mereka disuguhkan dengan cara unik sang peracik menyajikan kopi yang hanya mengenakan celana tanpa baju, ditambah reputasinya sebagai ikon kota, membuat wisatawan Malaysia menyebutnya dengan julukan jenaka: "kupi tak nak bebaju."
Budaya Serumpun yang Memikat
Pontianak juga merupakan panggung budaya yang merekatkan berbagai antar etnis Melayu, Tionghoa, Dayak, hingga Arab yang hidup berdampingan dalam harmoni, menjadikan kota ini semacam melting pot budaya nusantara. Festival Cap Go Meh dengan atraksi tatung menjadi daya tarik besar bagi wisatawan Malaysia yang kagum pada kekuatan spiritualitas masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat.
Ikon lain yang tak pernah absen dari daftar kunjungan adalah Tugu Khatulistiwa. Saat fenomena kulminasi matahari terjadi, wisatawan dapat merasakan momen unik ketika bayangan tubuh menghilang sejenak. Perayaan ini biasanya diramaikan dengan tarian zapin Melayu, musik rebana, hingga petikan sape khas Dayak, yang memberikan pengalaman budaya berlapis.
Wisatawan Malaysia merasakan keakraban melalui kesamaan budaya Melayu, namun tetap menemukan perbedaan yang memikat. Zapin Pontianak yang lebih cepat temponya dibanding zapin Johor atau syair Melayu Kalimantan Barat dengan logat khas menjadi warna yang menyegarkan.
Adat yang Menyambut dengan Hangat
Selain kuliner dan budaya, adat istiadat Pontianak juga meninggalkan kesan mendalam. Tradisi tepung tawar dalam penyambutan tamu atau pernikahan, misalnya, sangat mirip dengan adat Melayu di Malaysia, namun dengan tata cara yang lebih sakral (Novita et al., 2023; Ramadhan, 2019).
Suasana Ramadan dan Idul Fitri pun memberi pengalaman yang lebih hangat, dengan bazar yang meriah, tadarus di masjid, dan tradisi rumah terbuka untuk semua kalangan.
Tak kalah menarik, wisatawan Malaysia juga tertarik pada tradisi Dayak. Perayaan gawai sebagai bentuk syukur setelah panen padi, lengkap dengan tarian, musik sape, ritual adat, dan jamuan makan bersama, wisatawan Malaysia melihat langsung bagaimana masyarakat Dayak menjaga hubungan dengan leluhur dan alam (Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII, 2021).
Persamaan yang Mengakrabkan, Perbedaan yang Memikat
Pontianak menjadi istimewa bagi wisatawan Malaysia karena menghadirkan harmoni antara persamaan dan perbedaan. Bahasa dan adat membuat mereka merasa dekat, sementara kuliner khas, festival budaya, hingga tradisi Dayak menghadirkan pengalaman baru yang memperkaya perjalanan.
Pontianak bukan sekadar destinasi wisata, melainkan ruang pertemuan kembali dengan akar budaya serumpun. Wisatawan Malaysia pulang dengan cerita tentang pengkang Mempawah, kopi Asiang, hingga tepung tawar Melayu dan gawai Dayak. Cerita-cerita itu menjadi jembatan persahabatan yang semakin mempererat hubungan dua bangsa serumpun yang hanya dipisahkan oleh batas negara.
Sebagai kota perbatasan yang strategis, Pontianak tidak hanya berperan sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai simpul budaya dan pariwisata yang memperkuat hubungan antarbangsa. Pesona kuliner, budaya, dan adat istiadatnya menjadi magnet bagi wisatawan Malaysia untuk terus datang dan kembali.
Bagi lembaga pemerintah yang mengelola kawasan perbatasan negara, Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI) terus berupaya memperkuat konektivitas dan pengelolaan kawasan perbatasan menjadi bagian penting dalam memastikan Pontianak dan Kalimantan Barat dapat terus menjadi etalase Indonesia di mata dunia, sekaligus mempererat ikatan persaudaraan serumpun yang abadi.
(Humas BNPP RI)
Share
Kategori Berita
Berita BNPP
PLBN
Berita Nasional
Berita Perbatasan
Pers Rilis
Berita Utama
Berita Terbaru
Pesona Kuliner, Budaya, dan Adat Pontianak di Mata Wisatawan Malaysia
Jadi Wadah Kebersamaan, Turnamen Futsal Batas Negeri Cup 2025 Meriahkan Perbatasan Badau
Transformasi Perdagangan Lintas Batas, Dari Sistem Barter hingga Ekspor Bernilai Jutaan Dolar
Parade Perahu Hias dan Pekik 'Merdeka' Warnai HUT RI di PLBN Labang, Sungai Pansiangan Semarak
Karang Singa dan Pulau Ndana: Simbol Kesetiaan di Ujung Negeri
Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)
Jl. Kebon Sirih No.31A, RT.1/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
021-31924491
info@bnpp.go.id
© Badan Nasional Pengelola Perbatasan - 2025