|
Berita
Berita BNPP
PLBN Aruk, Gerbang Batas Negara Menawan Dikelilingi Kawasan Konservasi dan Ekowisata
Dibuat Admin BNPP
22 Jan 2024, 18:33 WIB
SAMBAS, KALBAR - Wujud modernitas bangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, dengan mengadopsi Rumah Panjang milik Suku Dayak telah membawa warna baru bagi pariwisata lintas batas (cross border tourism) di Indonesia.
Hampir akhir pekan, Cafe Tasbara dan warung-warung di pasar wisata Aruk yang pengoperasian dikoordinasi oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), ramai dikunjungi wisatawan hingga larut malam.
Fasilitas umum yang menjadi ikon PLBN Aruk seperti monumen Tugu Pancasila yang di bawahnya terdapat tulisan "Aruk Indonesia" atau Titik Nol Indonesia -Malaysia yang berpatok pada gapura dan gerbang kedua negara, selalu saja menjadi objek swafoto atau 'selfie' para wisatawan.
Bersisian dengan itu, wilayah penyangga PLBN Aruk di Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) juga banyak menyimpan destinasi alam berbasis konservasi dan ekowisata.
Ada Air Terjun Riam Merasap, penangkaran buaya hingga penangkaran penyu terluas di Indonesia yang bisa menambah wawasan dan menarik untuk dikunjungi.
Jika menggunakan jalur darat, dari Bandara Udara Supadio di Pontianak menuju PLBN Aruk membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam perjalanan dengan jalan yang nyaris mulus.
Hutan yang ditumbuhi di sepanjang jalan menuju PLBN Aruk adalah tegakan pohon sekunder, bekas sisa Hak Pengusaha Hutan (HPH) yang sudah dikembalikan ke negara untuk dijadikan hutan lindung konservasi.
Kini, sebagai informasi konservasi tutupan hutan dan satwa khas yang dilindungi pemerintah dan informasi pariwisata berbasis konservasi, telah didirikan galeri Pusat Informasi dan Edukasi Wisata Alam, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Melintang.
Lokasinya tepat berada di jalan paralel perbatasan Aruk - Temajuk, tepatnya 25 kilometer menjelang PLBN Aruk.
Menuju Pusat Informasi dan Edukasi Wisata Alam TWA Gunung Melintang melewati jalan sejajar perbatasan negara menuju PLBN Aruk. Melintasi hampir kurang lebih 10,53 kilometer TWA, hutan lindung dan hutan produksi.
Rinciannya, 6 km jalan berada di dalam TWA Gunung Melintang dan sekitar 4 km TWA Gunung Asuansuang. Kedua Pos TWA ini juga dilengkapi dengan bangunan pos jaga pengamanan kawasan TWA.
"Melalui kerja sama lintas kementerian lewat Inpres kita telah membuka jalan ke PLBN Aruk. Ini akan memudahkan akses wisatawan ke destinasi pariwisata bisa membuka potensi ekonomi bagi masyarakat yang berada di daerah perbatasan Indonesia," jelas Deputi Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan, BNPP, Inspektur Jendral (Irjen) Polisi Makhruzi Rahman dalam kunjungan lapangan, Selasa (18/1//2024) lalu.
Dalam Pusat Informasi dan Edukasi Wisata Alam disediakan ruang galeri konservasi hutan dan satwa yang berada dalam status dilindungi, dan menyediakan ruang usaha bagi pengrajin Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Tiga bangunan di luar Pusat Informasi akan dibangun lokal bisnis berupa rumah makan dan rumah panggung khas Dayak yang segera dikerjakan pada tahun 2024 ini.
Ruang galeri Pusat Informasi dan Edukasi Wisata Alam juga menyediakan Informasi berbagai jajaran pantai nan memesona di sepanjang garis pantai Kabupaten Kalbar yang bersebelahan dengan TWA Gunung Asuansuang.
Destinasi pantai tersebut adalah Pantai Temajuk, Pantai Maludin, Pantai Atong, Pantai Camar Bulan, Pantai Surya, Pantai Batu Nenek, Pantai Kampak Indah dan Rumah terbalik.
Selain TWA Gunung Melintang dan TWA Gunung Asuansuang, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kalbar juga mengelola TWA Tanjung Belimbing dan TWA Sungai Liku.
TWA Tanjung Belimbing adalah pantai berpasir yang cukup luas dan relatif datar tempat pendaratan penyu terpanjang se-Indonesia sejauh 14 kilometer.
Para wisatawan bisa melihat puluhan penyu raksasa naik bertelur ke Pantai pada subuh menjelang pagi hari bersama matahari terbit.
Menariknya, para wisatawan bisa ikut melihat konservasi pelepasliaran tukik yang merupakan anak-anak penyu.
"Bulan terbaik untuk melihat pendaratan penyu adalah setiap bulan April," jelas Pengendali Ekosistem Ahli Hutan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Yunus Sudaryanti atau akrab dipanggil Yanti.
Sedangkan TWA Sungai Liku adalah benteng konservasi ekosistem mangrove yang mencegah abrasi dan instrusi air laut di pesisir pantai.
Tidak hanya rantai makanan untuk biota perairan adalah rantai makanan detritus, TWA Sungai Liku juga menjadi habitat untuk buaya yang kini dijadikan kawasan lokasi tempat khusus untuk pengamatan buaya.
"Jadi fasilitas Pusat Informasi dan Edukasi Wisata Alam selesai dibangun pada Tahun 2023 ini adalah mendorong potensi ekonomi di Kabupaten Kalbar lewat inisiasi kerja sama KLHK dan PUPR. Kami senang dengan adanya Inpres bisa bekerja sama lintas kementerian mengembangkan potensi yang ada,"tambah Yanti, Wanita asal Yogya yang telah mengabdi 25 tahun untuk konservasi Kalbar.
(Humas BNPP)
Share
Kategori Berita
Berita BNPP
PLBN
Berita Nasional
Berita Perbatasan
Pers Rilis
Berita Utama
Berita Terbaru
Jadi Wadah Kebersamaan, Turnamen Futsal Batas Negeri Cup 2025 Meriahkan Perbatasan Badau
Transformasi Perdagangan Lintas Batas, Dari Sistem Barter hingga Ekspor Bernilai Jutaan Dolar
Parade Perahu Hias dan Pekik 'Merdeka' Warnai HUT RI di PLBN Labang, Sungai Pansiangan Semarak
Karang Singa dan Pulau Ndana: Simbol Kesetiaan di Ujung Negeri
Pentingnya Prestasi dan Arti Batas Negara bagi Indonesia
Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI)
Jl. Kebon Sirih No.31A, RT.1/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
021-31924491
info@bnpp.go.id
© Badan Nasional Pengelola Perbatasan - 2025