BELU, NTT – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi titik perlintasan penting bagi rombongan Menteri Dalam Negeri Timor Leste, Fransisco Da Costa Gutteres, pada Jumat (13/12/2024). Rombongan ini difasilitasi dalam perjalanan menuju Distrik Oeccusi untuk melaksanakan kunjungan kerja.

Kepala PLBN Motaain, Maria Fatima Rika S.STP, menjelaskan bahwa rombongan Menteri Fransisco berjumlah 12 orang dengan menggunakan 8 unit kendaraan roda empat. “Kami telah mempersiapkan segala kebutuhan administrasi lintas batas untuk memastikan perjalanan berlangsung aman dan lancar,” ujar Rika.

Proses Administrasi di PLBN Motaain

Rombongan Menteri Fransisco Da Costa Gutteres didampingi perwakilan Agen Konsulat Timor Leste di Atambua untuk mengurus kelengkapan dokumen lintas batas. Proses ini melibatkan beberapa sektor yang tergabung dalam sistem Customs, Immigration, Quarantine, and Security (CIQS) di PLBN Motaain.

Rika menjelaskan bahwa pelayanan di PLBN Motaain dikelola dengan prinsip kecepatan dan efisiensi, terutama bagi pejabat asing seperti rombongan dari Timor Leste. “Kami selalu berkomitmen memberikan pelayanan maksimal dengan mempercepat alur administrasi, baik bagi masyarakat umum maupun pejabat luar negeri yang melintas melalui PLBN ini,” jelasnya.

Selain itu, proses pengecekan dokumen kendaraan dan personalia berlangsung tanpa kendala. “Tim CIQS bekerja secara profesional untuk memastikan seluruh prosedur sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia,” tambah Rika.

Pelayanan maksimal di PLBN Motaain tidak hanya mencakup aspek administratif, tetapi juga menjadi bagian dari upaya mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Timor Leste. Menurut Rika, PLBN Motaain sering menjadi pintu masuk utama bagi pejabat tinggi dari Timor Leste yang memiliki urusan resmi di Indonesia atau sebaliknya.

“PLBN Motaain tidak hanya berfungsi sebagai pos lintas batas, tetapi juga sebagai jembatan diplomasi antara Indonesia dan Timor Leste. Kami mendukung penuh upaya mempererat hubungan kedua negara melalui pelayanan yang cepat, efisien, dan ramah,” ujar Rika.

Hal ini juga diakui oleh salah satu anggota rombongan Timor Leste yang enggan disebutkan namanya. Ia mengapresiasi pelayanan di PLBN Motaain yang dinilai sangat profesional. “Kami merasakan proses yang cepat dan ramah. Ini mencerminkan kerja sama yang baik antara kedua negara,” tuturnya.

Dalam proses perlintasan, keamanan menjadi prioritas utama di PLBN Motaain. Seluruh kendaraan dan penumpang yang melintas menjalani pemeriksaan menyeluruh oleh petugas keamanan.

“Kami memastikan bahwa semua kendaraan dan dokumen memenuhi syarat sebelum melanjutkan perjalanan. Ini adalah bagian dari tugas kami untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di wilayah perbatasan,” katanya.

Proses pemeriksaan berjalan tertib tanpa mengganggu jadwal perjalanan rombongan Menteri Fransisco. Menurut Rika, hal ini menunjukkan kesiapan PLBN Motaain dalam menangani perlintasan pejabat tingkat tinggi.

Sebagai salah satu pos lintas batas utama di perbatasan Indonesia-Timor Leste, PLBN Motaain memiliki peran strategis dalam mendukung hubungan bilateral kedua negara. Tidak hanya melayani pelintasan orang dan barang, PLBN ini juga berfungsi sebagai pusat koordinasi berbagai kegiatan lintas batas.

“Kami tidak hanya melayani administrasi lintas batas, tetapi juga berperan dalam memperkuat hubungan ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah perbatasan. Setiap proses yang dilakukan di PLBN ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga stabilitas dan kerja sama regional,” ungkap Rika.

Rombongan Menteri Dalam Negeri Timor Leste akhirnya menyelesaikan seluruh proses perlintasan pada Jumat siang. Semua administrasi telah diselesaikan dengan baik, memungkinkan mereka melanjutkan perjalanan ke Distrik Oeccusi tanpa hambatan.

“Seluruh proses pelintasan Menteri Dalam Negeri Timor Leste bersama rombongan selesai, berlangsung dengan tertib, aman, dan lancar. Ini menjadi bukti bahwa kami mampu memberikan pelayanan terbaik di PLBN Motaain,” pungkas Rika.***

Penulis: Yohanes Uran

Editor: Muslikhin